Purnatugas Sang Konsul Jepang di Surabaya: Pak Ken dan Impian yang Tertinggal di Argapura

Konjen Jepang di Surabaya Takeyama Kenichi menunjukkan titik Gunung Liman, Madiun, dalam peta Jawa Timur yang tertempel di dinding kantornya, kemarin.-Boy Slamet/Harian Disway -
Konsul Jenderal Jepang di Surabaya Takeyama Kenichi memang bertugas hanya empat tahun. Namun, hatinya masih tertambat dengan segala yang ada di Kota Pahlawan dan Jawa Timur. Hal itu terasa saat kami temui pada hari terakhirnya ngantor di Jalan Sumatera, No 93, Jumat, 21 Maret 2025.
Seolah tak ada yang berubah dari pribadi Takeyama Kenichi. Keramahan, kehangatan, dan keceriaannya masih seperti dulu. Persis seperti saat kami kali pertama bertamu ke kantornya pada Jumat, 29 Juli 2022. Hampir tiga tahun berlalu.
Semua hal yang dibicarakannya selalu disertai antusiasme. Sehingga yang mendengarkannya pun tak merasa jenuh. Terutama kalau sudah ngobrol soal gunung. Tak pernah putus-putus.
BACA JUGA:Konjen Jepang di Surabaya Takeyama Kenichi Pamit, Kerja Sama Surabaya-Jepang Tetap Berlanjut
Apalagi, kalau ngobrolnya dengan orang yang sesama punya hobi mendaki gunung. Seperti dengan Boy Slamet, fotografer Harian Disway, misalnya.
“Gunung mana yang belum, Pak Kenichi?” sapa Boy saat disambut di kantor Konjen Jepang di Surabaya, kemarin.
Tawa pun pecah. Rasanya bak berjumpa lagi dengan kawan lama. Kami lantas dipersilakan duduk di sofa coklat persis di depan meja kerjanya. Tentu, tak ada hidangan secangkir teh hijau seperti biasanya. Sebab, Pak Ken–begitu kami memanggilnya–tahu ini bulan Ramadan.
“Bulan lalu baru dari Kelud, dua hari,” buka Pak Ken dengan wajahnya yang semringah. Kali ini, ia mengenakan pakaian batik biru bermotif Krisan khas Jepang. Dipesan khusus dari Cirebon.
BACA JUGA:Perpisahan Hangat Konjen Jepang Takeyama Kenichi di Malam Perayaan Ulang Tahun Kaisar
Ada kabar baru dan menggembirakan darinya. Lelaki kelahiran Gifu, Jepang, itu mengaku tak lagi mendaki gunung seorang diri. Kini, ia sudah punya grup kecil yang juga rutin mendaki gunung.
Bahkan, mereka punya grup Whatsapp. Anggotanya terdiri dari orang-orang dengan beragam profesi. Mayoritas orang Indonesia. Wajar belaka bila Pak Ken gampang akrab dengan orang lain. Mengingat pembawaannya memang santun dan humoris.
Takeyama Kenichi (kiri) menerima cenderamata jersey player issue Persebaya Surabaya dari Harian Disway di kantornya, kemarin.-Boy Slamet-Harian Disway -
Tentu, banyak kenangan yang tertinggal di Kota Surabaya. Ia punya kesan khusus terhadap Arek-arek Suroboyo yang gayanya suka ceplas-ceplos. Justru Pak Ken cocok dengan kultur seperti itu. “Mirip orang-orang di Osaka, kalau ngomong langsung to the point, jadi enak,” tuturnya.
BACA JUGA:Profil Konjen Jepang Takeyama Kenichi, Pecinta Alam yang Ikut Serta dalam Sincia Run 2025
Empat tahun di Surabaya, otomatis Pak Ken juga sudah menjadi Bonek. Ia kerap datang ke Stadion Gelora Bung Tomo. Menonton langsung pertandingan tim sepakbola kebanggaan Arek-arek Suroboyo, Persebaya Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: