Masjid Ikon Surabaya (26): Muslim Tionghoa Di Balik Berdirinya Masjid Cheng Ho

Masjid Ikon Surabaya (26): Muslim Tionghoa Di Balik Berdirinya Masjid Cheng Ho

Ruang dalam masjid Cheng Ho. Masjid itu memadukan arsitektur Tionghoa dan Islam. Sebagai pengingat bahwa Islam telah lama berakar dalam budaya Tionghoa.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Masjid Muhammad Cheng Ho merupakan bukti perpaduan budaya yang tentu bersentuhan dengan sejarah. Ada sosok Laksamana Cheng Ho yang jadi panutan. Juga kontribusi para Tionghoa muslim di balik berdirinya masjid tersebut.  

Bangunan Masjid Muhammad Cheng Ho berdiri megah. Pilar-pilar kokoh, dinding dengan lafaz Bismillah dan atap Pat Kwa segi delapan.

Keberadaannya mengundang siapa saja untuk menyelami jejak perpaduan budaya. Juga terkait sosok Laksamana Cheng Ho dalam menyebarkan Islam di Nusantara.

BACA JUGA:Peduli Imlek di Masjid Cheng Ho, Berbagi Kebahagiaan untuk Masyarakat

Masjid Muhammad Cheng Ho lahir berkat peran besar Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Organisasi itu berdiri sejak 14 April 1961 di Jakarta. Sebagai wadah untuk merangkul komunitas muslim keturunan Tionghoa. 


Interior bagian atas masjid Cheng Ho yang berbentuk Pat Kwa segi delapan.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

PITI menjadi jembatan pula bagi para mualaf Tionghoa. Sekaligus menyebarkan semangat toleransi dan persaudaraan di tengah masyarakat yang beragam. Dari organisasi itulah muncul ide: Membangun masjid yang merepresentasikan identitas muslim Tionghoa. 

Pada awal tahun 2000-an, komunitas muslim Tionghoa yang tergabung dalam PITI sepakat mendirikan sebuah masjid. Didirikan di Surabaya dengan gaya arsitektur khas Tiongkok.

BACA JUGA:Bangun Spirit Persaudaraan, Bagikan Ribuan Paket Sembako di Masjid Cheng Hoo

Nama masjid itu: Muhammad Cheng Ho. Diambil dari sosok Laksamana Cheng Ho, seorang pelaut Muslim dari Dinasti Ming. Ia meninggalkan jejak berikut berbagai jasanya di Nusantara.

Sebagai seorang penjelajah ulung, Cheng Ho memimpin tujuh ekspedisi maritim. Itu membawanya bertualang ke berbagai penjuru dunia. Termasuk Asia Tenggara, India, hingga Afrika. 

Namun, di balik pelayarannya yang megah, ada misi yang lebih dalam. Ia memperkenalkan Islam dengan cara yang damai. Tanpa peperangan atau paksaan.

BACA JUGA:Masjid Ikon Surabaya (25): Arsitektur Tionghoa Muslim, Pat Kwa dan Delapan Pintu Surga

Cheng Ho membangun hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lokal. Termasuk Kesultanan Samudera Pasai dan Majapahit.

Di Indonesia, pengaruhnya cukup kuat. Terutama di kalangan masyarakat pesisir. Interaksi yang ia jalin dengan penguasa setempat turut mempercepat penyebaran Islam di Nusantara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: