Halal Bihalal Tradisi Lebaran dengan Sejarah dan Maknanya

Halal Bihalal Tradisi Lebaran dengan Sejarah dan Maknanya

Halal bihalal adalah tradisi khas Indonesia sebagai momen silaturahmi, saling memaafkan, dan mempererat kebersamaan setelah Lebaran.-ibnjaafar-Getty Images Signature

KH. Wahab memberikan saran agar Soekarno mengundang para pemimpin politik untuk datang ke Istana Negara saat Idulfitri. Namun, pertemuan ini tidak hanya sekadar acara formal, melainkan juga harus menjadi ajang saling memaafkan dan mempererat persatuan.

Untuk menarik perhatian para politisi, KH. Wahab menyebut acara ini sebagai "Halal bihalal", yang berasal dari kata halal yang berarti sesuatu yang diperbolehkan atau suci dalam Islam.

BACA JUGA: 7 Tip Menghindari Kemacetan Lalu Lintas saat Mudik Lebaran

Atas saran tersebut, Soekarno kemudian menyelenggarakan halal bihalal pertama di Istana Negara pada tahun 1948. Sejak saat itu, konsep halal bihalal mulai diterapkan di berbagai instansi pemerintahan, lembaga, serta masyarakat umum. Tradisi ini terus berkembang dan menjadi bagian dari budaya Lebaran di Indonesia hingga saat ini.

Filosofi Halal Bihalal dalam Budaya Indonesia


Lebih dari sekadar tradisi, halal bihalal mengandung filosofi mendalam tentang silaturahmi, persatuan, dan kebersihan hati dalam kehidupan bermasyarakat.-Odua Images-

Halal Bihalal bukan sekadar tradisi, tetapi juga memiliki filosofi mendalam dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Berikut beberapa nilai filosofis dari tradisi ini:

1. Memperkuat Silaturahmi

Dalam Islam, silaturahmi memiliki kedudukan tinggi karena mendatangkan keberkahan dan memperpanjang umur. Halal Bihalal menjadi momen penting untuk mempererat hubungan yang mungkin renggang akibat kesibukan atau perbedaan pandangan.

BACA JUGA: 5 Tip Membuat Kue Kering Lebaran yang Renyah dan Tahan Lama

Rasulullah Saw bersabda: "Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari & Muslim)

2. Meningkatkan Rasa Persatuan dan Kebersamaan

Dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia, perbedaan sering kali menimbulkan konflik. Halal Bihalal menjadi ajang untuk menghilangkan sekat sosial, menyatukan perbedaan, dan menumbuhkan rasa kebersamaan.

Ketika orang-orang saling memaafkan dan berdamai, mereka akan lebih mudah bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Membersihkan Hati dan Menjaga Hubungan Baik

Idulfitri adalah momen kembali ke fitrah, tetapi jika masih ada dendam dan kebencian, maka kebersihan hati belum sepenuhnya tercapai.

BACA JUGA: 5 Pertanyaan Umum Saat Lebaran dan Cara Menjawabnya, Salah Satunya Kapan Nikah?

Halal Bihalal menjadi sarana untuk menghapus kesalahan, memaafkan dengan tulus, dan membuka lembaran baru dalam hubungan antar individu.

Sebagai bagian dari budaya dan tradisi, halal bihalal menjadi bukti bahwa Islam di Indonesia berkembang dengan nilai-nilai kearifan lokal yang kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber