Lebaran Ketupat: Tradisi Unik yang Dirayakan Sepekan setelah Idulfitri

Lebaran Ketupat: Tradisi Unik yang Dirayakan Sepekan setelah Idulfitri

Kapan Lebaran Ketupat 2025 beserta makna dan sejarah adanya lebaran Ketupat pada bulan Syawal. --freepik

HARIAN DISWAY - Lebaran Ketupat, atau dikenal juga sebagai Bada Kupat, adalah tradisi khas masyarakat Indonesia, terutama di Pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya. Perayaan ini dilaksanakan tujuh hari setelah Idulfitri, tepatnya pada 8 Syawal dalam kalender Hijriah.

Berbeda dengan Idulfitri yang dirayakan serentak oleh umat Islam di seluruh dunia, Lebaran Ketupat lebih bersifat budaya dan lokal. Tradisi ini menjadi semacam "lebaran kedua" yang diisi dengan kebersamaan, silaturahmi, dan tentunya, hidangan ketupat sebagai simbol utamanya.

Kapan Lebaran Ketupat Dirayakan?


Ketupat Lebaran adalah simbol kebersamaan dan keberkahan.--Pinterest

Lebaran Ketupat dirayakan tepat sepekan setelah Idulfitri, bertepatan dengan tanggal 8 Syawal dalam kalender Hijriah.

Pada tahun 2025, Idulfitri diperkirakan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 (1 Syawal 1446 H). Dengan demikian:

• Puasa Syawal 6 hari dilaksanakan mulai Selasa, 1 April 2025 hingga Ahad, 6 April 2025.

• Lebaran Ketupat (8 Syawal) akan jatuh pada Senin, 7 April 2025.

Perayaan ini menjadi momen penyempurnaan ibadah setelah umat Muslim menyelesaikan puasa Ramadan dan puasa sunah Syawal, sekaligus ajang silaturahmi dan kebersamaan dengan keluarga.

BACA JUGA: Tradisi Unik Lebaran Ketupat, Inilah Maknanya

Sejarah Lebaran Ketupat

Tradisi ini muncul di tanah jawa diperkirakan sejak abad ke 15 pada masa Kerajaan Demak. Tradisi ini memiliki akar sejarah yang kuat, terkait dengan dakwah Islam oleh Wali Songo, khususnya Sunan Kalijaga. Beliau memperkenalkan ketupat sebagai media penyebaran Islam melalui budaya lokal.


Lebaran Ketupat yang ada saat ini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada abad ke 15. -@SejarahUlama-X

Nama "kupat" berasal dari singkatan dalam bahasa Jawa, yakni gabungan suku kata "ku" yang berarti ngaku (mengakui), dan "pat" dari kata lepat (kesalahan). Secara filosofis, kupat melambangkan pengakuan atas kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu.

Oleh karena itu, tradisi Lebaran Ketupat menjadi simbol penting dalam ajaran Islam dan budaya Jawa sebagai bentuk introspeksi diri, sekaligus momentum untuk saling memaafkan dan mempererat tali silaturahmi. 

BACA JUGA: Lebaran Tanpa Ketupat? Begini Sejarah dan Makna di Balik Hidangan Khas Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: