Alasan Sibling Rivalry Masih Terjadi Pada Usia Dewasa

Alasan Sibling Rivalry Masih Terjadi Pada Usia Dewasa

Mengenal istilah sibling rivalry serta cara memperbaiki hubungan di usia dewasa. --iStock

Kurangnya komunikasi yang sehat dapat membuat asumsi dan prasangka berkembang. Alih-alih saling memahami, saudara kandung justru semakin menjaga jarak dan menciptakan kesalahpahaman.

Jika tidak dikelola dengan baik, sibling rivalry di usia dewasa dapat menimbulkan ketegangan berkepanjangan.

Dalam kasus ekstrem, bisa menyebabkan putusnya komunikasi antarsaudara, konflik saat mengurus orang tua yang menua, bahkan perpecahan dalam keluarga besar. 

BACA JUGA:Curhat dan Dampaknya untuk Kesehatan Mental, Jangan Pendam Sendirian

Bagaimana Mengatasinya?

Mengelola rivalitas antarsaudara bukan perkara mudah. Apalagi jika sudah berlangsung bertahun-tahun. Namun, bukan berarti tidak mungkin untuk diperbaiki. Beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Mengenali dan Menerima Perasaan

Langkah awal adalah menyadari bahwa rasa iri, kecewa, atau sakit hati itu valid. Penting untuk mengenali emosi tersebut. Agar tidak terus dipendam atau dilampiaskan dalam bentuk yang merugikan. 


Berdamai dengan masa lalu serta komunikasi yang efektif dapat membentuk hubungan sehat dengan saudara. --iStock

BACA JUGA:Ada Konflik dalam Hubungan, Ini Cara Mengatasinya

BACA JUGA:Gentle Parenting, Pola Asuh yang Melibatkan Perasaan Anak, Apa Manfaatnya Ya?

2. Bangun Komunikasi yang Jujur dan Empatik

Cobalah membuka ruang diskusi yang jujur, tanpa saling menyalahkan. Dengarkan sudut pandang masing-masing dan hindari konfrontasi yang emosional. Komunikasi terbuka dapat meredakan asumsi yang selama ini terpendam.

3. Hindari Membandingkan Diri

Setiap individu memiliki jalan hidup, prioritas, dan tantangan masing-masing. Membandingkan hanya akan menimbulkan rasa tidak puas dan menciptakan jarak emosional.

4. Fokus pada Keluarga, Bukan Kompetisi

Tujuan dari hubungan saudara adalah saling mendukung, bukan saling bersaing. Ketika fokus diubah dari "siapa yang lebih baik" menjadi "bagaimana saling mendukung", dinamika keluarga akan terasa jauh lebih sehat.

BACA JUGA:Menjaga Keharmonisan dalam Dinamika Keluarga

5. Pertimbangkan Bantuan Profesional

Jika konflik sudah terlalu dalam dan sulit diselesaikan sendiri, terapi keluarga atau konseling bisa menjadi pilihan. Bantuan pihak ketiga yang netral dapat membuka jalan bagi pemahaman dan rekonsiliasi.

Sibling rivalry memang tidak selalu hilang saat seseorang dewasa. Namun, dengan kesadaran, komunikasi yang sehat, dan komitmen untuk memperbaiki relasi, konflik antar saudara bisa dikelola secara konstruktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: