Alasan Sibling Rivalry Masih Terjadi Pada Usia Dewasa

Alasan Sibling Rivalry Masih Terjadi Pada Usia Dewasa

Mengenal istilah sibling rivalry serta cara memperbaiki hubungan di usia dewasa. --iStock

HARIAN DISWAY - Persaingan antarsaudara kandung atau sibling rivalry kerap dikaitkan dengan masa kecil. Mulai dari berebut perhatian orang tua, mainan, hingga prestasi di sekolah.

Namun, siapa sangka konflik itu tidak selalu berakhir saat seseorang tumbuh dewasa. Banyak hubungan antarsaudara yang tetap diwarnai persaingan, kecemburuan, bahkan konflik emosional. Meskipun masing-masing telah memiliki kehidupan sendiri.

Sibling rivalry adalah bentuk kompetisi atau konflik antara saudara kandung. Itu bisa muncul dalam berbagai bentuk. Seperti perasaan iri, tidak adil, hingga ketegangan berkepanjangan.

BACA JUGA:Awas, Sibling Bullying Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental di Masa Depan

Rivalitas itu tidak selalu tampak dalam bentuk pertengkaran terbuka. Kadang wujudnya lebih halus: rasa tidak nyaman, komunikasi yang renggang, atau bahkan saling membandingkan pencapaian hidup.

Kenapa Masih Terjadi Saat Dewasa?

Meski sudah tumbuh dewasa, beberapa individu tetap membawa perasaan dan dinamika masa kecil yang belum terselesaikan. Beberapa faktor yang dapat memicu rivalitas itu antara lain:

1. Perbedaan Perhatian atau Perlakuan Orang Tua

Banyak konflik yang terjadi berakar dari pengalaman masa lalu. Misalnya, perasaan bahwa orang tua lebih menyayangi saudara yang lain.

BACA JUGA:Manfaat Meditasi untuk Kesehatan Mental dan Fisik

Ketika hal itu tidak diselesaikan, perasaan tersebut bisa terbawa hingga dewasa. Bahkan memengaruhi hubungan keluarga secara keseluruhan. 


Perbedaan perhatian dari orang tua dapat memicu timbulnya rivalitas dalam persaudaraan hingga dewasa. --iStock

2. Perbandingan Sosial

Prestasi akademik, karier, status ekonomi, bahkan kehidupan rumah tangga sering menjadi tolak ukur dalam hubungan saudara. Ketika ada perbedaan yang mencolok, bisa muncul perasaan tidak aman, iri hati, atau merasa kurang dihargai.

3. Persaingan atas Peran dalam Keluarga

Kadang konflik muncul bukan hanya karena pencapaian. Tapi juga soal "siapa yang lebih dekat dengan orang tua", "siapa yang paling berkontribusi di keluarga", atau "siapa yang merasa lebih bertanggung jawab".

BACA JUGA:4 Alasan Komunikasi itu Penting dan 5 Cara Membangunnya untuk Menjaga Hubungan Sehat

BACA JUGA:7 Kebiasaan Penghambat Hubungan Orang Tua dan Anak Dewasa

4. Komunikasi yang Tidak Terbuka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: