Skala Prioritas Pria Setelah Menikah: Menyelaraskan Peran sebagai Anak, Suami, dan Ayah

Skala Prioritas Pria Setelah Menikah: Menyelaraskan Peran sebagai Anak, Suami, dan Ayah

Menyeimbangkan peran dan cinta kepada istri, anak, serta ibu adalah wujud tanggung jawab dan kebijaksanaan dalam menyusun skala prioritas keluarga. --Canva

HARIAN DISWAY - Dalam kehidupan seorang pria yang telah menikah, terdapat tiga peran utama yang tidak dapat diabaikan yaitu sebagai anak, suami, dan ayah. Masing-masing peran memiliki tanggung jawab dan tuntutan yang berbeda, namun saling berkaitan erat.

Menentukan prioritas dalam menjalankan ketiganya sering kali menjadi tantangan yang kompleks. Oleh karena itu, skala prioritas menjadi kunci dalam mewujudkan kehidupan keluarga yang harmonis.

Tiga Peran Utama Pria: Anak, Suami, dan Ayah

1. Sebagai Anak

Seorang pria tetap memikul tanggung jawab sebagai anak meskipun telah berkeluarga. Dalam Islam, bakti kepada orang tua, khususnya ibu, merupakan kewajiban seumur hidup. Hal ini meliputi sikap hormat, merawat di masa tua, hingga tanggung jawab pemenuhan kebutuhan jika orang tua berada dalam kondisi lemah atau miskin.

BACA JUGA:Peran Ayah sebagai Role Model dalam Keluarga

2. Sebagai Suami

Seorang suami dituntut untuk memimpin keluarganya dengan penuh kasih dan kebijaksanaan. Tugas utamanya mencakup memberikan nafkah lahir dan batin, memperlakukan istri dengan baik, serta menjadi mitra sejajar dalam membangun rumah tangga yang sehat.

Kepemimpinan yang bijak bukanlah dominasi, melainkan kerja sama dalam pengambilan keputusan bersama.

3. Sebagai Ayah

Seorang ayah memiliki peran penting sebagai pendidik utama anak-anaknya. Ayah harus menjadi teladan dalam perilaku, pelindung dari ancaman, serta menjadi sahabat yang hadir secara emosional. Kualitas saat mengasuh anak sangat dipengaruhi oleh keharmonisan hubungan suami-istri.

BACA JUGA:Menjadi Ayah di Era Modern: Tantangan, Harapan, dan Kebahagiaan dalam Fatherhood

Menyusun Skala Prioritas

Alih-alih memilih antara ibu atau istri, pilihan yang paling tepat adalah menerapkan prinsip keadilan proporsional. Artinya, seorang pria harus mampu memahami dan menempatkan hak masing-masing pihak secara adil, sesuai dengan konteks dan kebutuhannya.

Dalam hal urusan rumah tangga dan nafkah finansial, istri dan anak menjadi prioritas utama. Sementara itu, ibu tetap menjadi sosok yang harus dihormati dan disayangi, sebagai bentuk bakti seorang anak.

Konflik yang Muncul dan Akar Permasalahannya

Ketegangan antara ibu dan istri sering kali dipicu oleh:

  • Kecemburuan emosional, di mana ibu merasa tergantikan.

BACA JUGA:Mengenal Peran Besar Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak

  • Batasan yang kabur, terutama jika tinggal serumah.
  • Kesenjangan nilai dan generasi, terkait cara mengasuh anak dan gaya hidup.
  • Kondisi psikologis seperti Empty Nest Syndrome, yang membuat ibu sulit melepas perannya.

BACA JUGA:Kenali Penyebab dan Bahaya Fatherless, Pelajari Pentingnya Sosok Ayah Bagi Anak

Konflik semacam ini dapat merusak pernikahan, kesehatan mental anggota keluarga, serta perkembangan emosional anak-anak.

Strategi Penyelesaian Konflik: Suami Berperan sebagai Mediator

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber