Jejak Jonan

Jejak Jonan

WAJAH baru Stasiun Purwokerto yang megah seperti stasiun di Eropa.-Arif Afandi untuk Harian Disway-

LEBARAN kali ini makin membuka mata saya tentang kehebatan hasil transformasi di PT Kereta Api Indonesia (KAI). Inilah transformasi yang hasilnya bisa dinikmati sebagian besar bangsa Indonesia.

Bayangkan. Lima belas tahun lalu, kabar tragis masih sering menimpa alat transportasi publik itu. Tak jarang kita mendengar tragedi tabrakan. Atau uyel-uyelan dan saling berebut saat mudik Lebaran.

Tak jarang, kereta api menjadi objek liputan utama setiap Lebaran tiba. Sebab, dari alat transportasi itu, banyak kisah drama para penumpang untuk bisa pulang kampung dengan moda transportasi murah tersebut.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Mantan Menhub Ignasius Jonan: Hao Shi Duo Mo

Kini situasi itu telah berubah 180 derajat. Kereta api menjadi pilihan mudik yang paling asyik. Juga, paling tepat waktu dan nyaman. Pesawat masih sering mengalami penundaan terbang alias delay. Harga tiket pun masih tergolong mahal.

Dalam dua pekan terakhir menjelang Lebaran, saya sungguh menikmati hasil transformasi KAI. Dalam perjalanan pulang-balik Yogyakarta–Surabaya dan Yogyakarta–Purwokerto. Perjalanan untuk sebuah urusan yang selesai dalam sehari.

Berangkat pagi dari Yogyakarta dengan KA Sancaka. Sampai di Surabaya siang, langsung ke tempat kerja. Sorenya sudah bisa balik lagi ke Yogyakarta dengan kereta. Perjalanan 300 kilometer itu hanya butuh tempuh 3 jam.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ignasius Jonan: Yu Bu Zhuo, Bu Cheng Qi, Ren Bu Xue, Bu Zhi Dao

Demikian juga saat saya harus mengantar istri ziarah ke makam orang tuanya di Purwokerto. Perjalanan ke kota tempe mendoan itu hanya perlu waktu tempuh 2 jam. Bandingkan dengan naik mobil yang memerlukan waktu tempuh 4 jam jika tidak macet.

Ya. Sebelumnya saya menawarkan antar istri dengan mobil. Biar di Puwokerto gampang wira-wiri. Sambil merasakan kembali perjalanan mudik yang dulu hampir setiap tahun kami lakukan. Lalu, berhenti setelah kedua orang tua meninggal dunia.

Tapi, istri ngotot menggunakan kereta. Hanya butuh waktu tempuh separuh dari perjalanan menggunakan mobil pribadi. Apalagi, biayanya juga jauh lebih murah dengan membeli tiket dua jam sebelum perjalanan. Harga tiket KA eksekutif hanya sepertiga dari harga pembelian normal.

BACA JUGA:Unair Gelari Ignasius Jonan Doktor HC

Ternyata, yang berubah dari KAI bukan hanya layanan. Sarana dan prasarana juga makin baik. Hanya dalam beberapa tahun saya tidak ke Purwokerto, stasiunnya makin ciamik. Pintu masuknya dari atas. Seperti jalur kedatangan di bandara. Untuk ke peron, penumpang menggunakan eskalator. Juga, lift untuk prioritas.

Gerbang masuknya menggunakan desain interior modern. Yang disesuaikan dengan nuansa heritage stasiun yang menjadi titik transit jalur Jakarta–Yogyakarta itu. Ruang tunggunya menggunakan pendingin udara. Baik di lantai atas maupun bawah. Peronnya tampak bersih dan megah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: