Strategi BNI untuk Menjaga Kinerja di Era Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah

Strategi BNI untuk Menjaga Kinerja di Era Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah

KUR BNI 2025 syarat dan cicilan-BNI-BNI

HARIAN DISWAY - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, atau BNI, menunjukkan komitmennya untuk menjaga kinerja positif di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyatakan bahwa perseroan akan meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit berdenominasi valuta asing (valas).

BNI telah menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko yang ketat untuk mengatasi dampak negatif dari dinamika ekonomi global.

"BNI secara berkala terus menerapkan manajemen risiko yang ketat, salah satunya dengan melakukan stress test terhadap kondisi makro ekonomi, termasuk pergerakan nilai tukar, guna mengantisipasi agar tidak berdampak terhadap kualitas aset," kata Okki.

BACA JUGA:Sambut Arus Balik, BNI Siaga di Posko Mudik BUMN di Malang

BACA JUGA:BNI Siap Layani Arus Balik di Posko Mudik BUMN di Pelabuhan Parepare

Dalam kondisi fluktuasi nilai tukar saat ini, BNI lebih selektif dalam menyalurkan kredit valas, yang lebih ditujukan kepada debitur dengan model bisnis yang memiliki natural hedge.

Terkait dengan likuiditas valas, Okki menegaskan bahwa likuiditas dalam mata uang Dolar AS masih sangat memadai. "BNI menjaga kecukupan likuiditas di atas rasio yang ditetapkan oleh regulator," ungkapnya.

Saat ini, rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) BNI tercatat sebesar 151,72%, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 135,13%, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan. Loan to Deposit Ratio (LDR) juga tetap berada dalam koridor yang ditetapkan oleh manajemen.

BNI memiliki posisi alat likuid dalam bentuk Dolar AS yang mencukupi, dijaga pada level lebih tinggi dari risk appetite internal bank. Dengan pengelolaan risiko yang disiplin dan posisi likuiditas yang kuat, BNI optimistis dapat menjaga stabilitas kinerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan pasar global.

"Hal ini mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi potensi tekanan likuiditas akibat dinamika nilai tukar global," tambah Okki. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: