Naik Lagi! Gedung Putih Umumkan Tarif Baru China Capai 145 Persen

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan) .Tiongkok dikenakan tarif hingga 145 persen oleh Presiden AS pada Kamis, 10 April 2025.--Mandel NGAN, Pedro Pardo / AFP
HARIAN DISWAY - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menaikkan tarif impor terhadap barang-barang dari Tiongkok hingga mencapai total 145 persen.
Kebijakan ini mulai berlaku pada Kamis, 10 April 2025, dan dianggap sebagai salah satu langkah paling agresif dalam sejarah perdagangan antara dua negara ekonomi terbesar dunia.
Dilansir dari The New York Times, Gedung Putih menjelaskan bahwa total tarif ini terdiri dari tambahan bea masuk sebesar 125 persen yang diumumkan pada Rabu, 9 April 2025 dan ditambah tarif 20 persen yang sudah lebih dulu diterapkan sejak awal tahun.
BACA JUGA:Trump Naikkan Tarif Tiongkok jadi 125 Persen, Tunda Pemberlakuan Tarif untuk Negara Lain
Presiden AS Donald Trump memberikan sambutan dalam rapat di Gedung Putih pada 10 April 2025. Presiden Trump mengadakan rapat Kabinet sehari setelah mengumumkan jeda 90 hari untuk tarif dengan pengecualian untuk Tiongkok yang dikenai tarif hingga 145%.--Anna Moneymaker / AFP
Tarif 20 persen tersebut sebelumnya diberlakukan sebagai sanksi atas dugaan keterlibatan Tiongkok dalam pasokan fentanyl ke AS.
Selain itu, sejumlah tarif lama yang diberlakukan sejak masa jabatan pertamanya juga masih berlaku, termasuk pada produk elektronik, furnitur, mesin, dan plastik dengan tarif berkisar antara 7,5 persen hingga 25 persen.
Beberapa produk impor dari Tiongkok tetap dikecualikan dari kenaikan ini, seperti tembaga, farmasi, semikonduktor, kayu, mineral, dan produk energi.
BACA JUGA:Badai Tarif Trump, Strategi Geopolitik atau Gertakan Dagang?
Kebijakan ini juga tidak berlaku untuk sektor-sektor yang sebelumnya sudah dikenai tarif 25 persen dalam kebijakan terpisah, seperti baja, aluminium, dan mobil.
Trump mengumumkan tarif 125 persen sehari sebelum kebijakan diberlakukan, sebagai tanggapan atas aksi balasan (retaliasi) dari pemerintah Tiongkok terhadap tarif sebelumnya.
Meskipun tensi perdagangan meningkat, Trump tetap berharap bisa bernegosiasi dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping dan optimistis akan ada kesepakatan yang saling menguntungkan.
BACA JUGA:Pasar Saham Dunia Kembali Anjlok Akibat Lonjakan Tarif AS terhadap Tiongkok
Langkah tarif tinggi ini sejalan dengan janji kampanye Trump untuk menghidupkan kembali industri manufaktur dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: