Penundaan Tarif Impor Trump Bikin Lega, Indonesia Jajaki Negosiasi dengan AS

Pekerja yang sedang memasukkan pasir ke truk di Pelabuhan Kalimas Surabaya, Kamis, 10 April 2025.-Moch Sahirol Layeli-
HARIAN DISWAY - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda kebijakan tarif impor tinggi selama tiga bulan penuh atau 90 hari kepada berbagai negara, termasuk Indonesia. Penundaan tarif impor selama 90 hari ini memberi waktu lebih bagi banyak negara untuk bernegosiasi.
Namun, tarif impor tinggi tetap berlaku untuk Tiongkok. Bahkan, tarif impor akan dinaikkan menjadi 125 persen dari 104 persen. Itu setelah Tiongkok mengumumkan tarif pembalasan tambahan terhadap Amerika Serikat.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono mengakui bahwa situasi ekonomi global sedang tidak baik-baik saja. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian di Jatim.
Sehingga, jika kebijakan tarif resiprokal AS benar-benar diberlakukan, hal itu akan berdampak signifikan bagi perekonomian di Indonesia, termasuk di Jawa Timur. ”Menghadapi perang dagang Amerika-Tiongkok, tentu kami sama-sama punya rasa keprihatinan,” ungkap Adhy, Jumat, 11 April 2025.
BACA JUGA:Fair Trade Donald Trump Resmi Berlaku, Ini Respon Kadin Surabaya
BACA JUGA:Donald Trump Ingin Ambil Alih Gaza, Ini Reaksi Palestina dan Israel
Beruntung, kini penerapan kebijakan tersebut ditunda selama tiga bulan. Adhy bersyukur dengan adanya penundaan tersebut. Tentu saja, hal itu membuat lega para pemangku kepentingan, termasuk para eksportir di Jatim. Menurutnya, penundaan tarif impor tersebut ditujukan untuk negara-negara yang tidak melawan.
”Alhamdulillah tiga bulan ini bisa memberikan kesempatan bagi kita untuk bergerak lagi, sambil menunggu bagaimana negosiasi pemerintah kita,” ungkap Adhy.
Ia menyatakan bahwa AS kerap menjadi pangsa pasar ekspor terbesar bagi produk-produk asal Jatim. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, pada awal tahun ini saja, AS selalu menjadi negara tujuan utama ekspor nonmigas Jatim. Ya, AS menjadi primadona yang seolah membuat eksportir Jatim kecanduan.
Nilai ekspor Jatim ke AS pada Januari 2025 mencapai USD 281,96 juta. Angka tersebut meningkat menjadi USD 289,64 juta pada bulan Februari 2025. Dalam dua bulan tersebut, AS selalu menjadi negara tujuan ekspor terbesar, mengalahkan Tiongkok dan Jepang.
Tumpukan petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.-Humas PT Petikemas-
Selama Februari 2025, ekspor nonmigas Jatim ke Tiongkok dan Jepang berturut-turut sebesar USD 244,85 juta dan USD 182,40 juta. Dengan nilai tersebut, AS menjadi negara utama tujuan ekspor dengan peran sebesar 14,30 persen dari total ekspor nonmigas Jatim, diikuti oleh Tiongkok dan Jepang dengan peran masing-masing sebesar 12,09 persen dan 9,01 persen.
Jika kenaikan tarif masuk ke Amerika sebesar 32 persen tersebut terjadi, dikhawatirkan ekspor akan terhambat atau bahkan terhenti sama sekali. Ini mengingat Amerika merupakan pasar utama untuk produk-produk seperti kayu olahan, perhiasan emas, dan alas kaki. ”Dampaknya pasti besar," katanya.
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa penundaan implementasi tarif impor selama 90 hari membuka peluang bagi berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa Indonesia akan memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: