Mengenal Fenomena Intrusive Thougths, Ketika Otak Mengusik, dan Tubuh Mengikuti

Intrusive Thoughts merupakan fenomena yang terjadi kepada seseorang yang melakukan apapun secara spontan mengikuti perintah otak. --Pexels
Mengikuti intrusive thoughts bukan berarti seseorang “gila.” Banyak yang merasa sangat bersalah dan bingung setelah melakukannya.
Yang penting adalah menyadari bahwa pikiran bukanlah tindakan. Memiliki pikiran buruk tidak berarti seseorang adalah orang yang buruk. Tapi ketika pikiran itu mulai menggerakkan tindakan, saatnya untuk mencari bantuan.
Mengapa kita merasa ingin "menuruti" intrusive thoughts?
Dorongan untuk mengikuti intrusive thoughts bisa muncul karena beberapa alasan:
1. Rasa Penasaran – Otak kita tertarik pada hal yang dilarang atau berbahaya, seperti efek "jangan pikirkan monyet merah" yang justru membuat kita memikirkannya.
2. Kecemasan & OCD – Pada orang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD), intrusive thoughts sering diikuti dorongan untuk melakukan tindakan tertentu (kompulsi) untuk meredakan kecemasan.
BACA JUGA:Work Hard or Work Smart? Bekerja Cerdas Tanpa Takut Terjebak Toxic Productivity
3. Sensitivitas Sensorik – Beberapa orang lebih peka terhadap rangsangan internal. Sehingga pikiran abstrak bisa terasa seperti dorongan fisik.
Dengan memahami bahwa pikiran-pikiran itu tidak mencerminkan keinginan atau kepribadian kita, kita bisa belajar untuk tidak terjebak dalam kecemasan berlebihan.
Yang penting, jangan biarkan pikiran mengusik pikiran Anda. (*)
*)Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: