Harga Emas Melonjak, Ekonom INDEF Ingatkan Risiko Investasi Jangka Pendek

Ekonom INDEF peringatkan risiko investasi emas jangka pendek seiring lonjakan harga emas yang tajam-pixlr-
HARIAN DISWAY – Harga emas melonjak drastis hingga menembus rekor tertinggi tahun ini. Tapi, hati-hati, lonjakan itu bisa jadi jebakan manis bagi investor jangka pendek.
Di tengah euforia pasar, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengingatkan bahwa investasi emas tak selamanya bersinar.
Seperti diketahui, harga emas dunia terus mencatat rekor tertinggi sepanjang tahun 2025.
Salah satu faktor pemicunya yakni kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Kebijakan tersebut mendorong lonjakan harga emas global hingga melampaui USD 103 atau sekitar Rp 1,7 juta per gram.
Di Indonesia, harga emas dari PT Aneka Tambang (Antam) juga mengalami kenaikan yang signifikan sejak akhir Maret 2025.
Pada hari ini, Minggu, 13 April, harga emas Antam nyaris tembus Rp 2 juta per gram yakni menyentuh Rp 1.964.000 per gram.
BACA JUGA:Harga Emas Dunia Naik 3% di Tengah Gejolak Perang Dagang AS-Tiongkok
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Drajad Wibowo mengingatkan adanya potensi risiko dalam tren investasi emas yang kini tengah berkembang luas.
“Jangan lupa harga emas lagi naik turun,” ucap Drajad pada Sabtu, 12 April 2025.
Menurut Drajad, salah satu penyebab naiknya harga emas adalah meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi dalam emas sebagai bentuk antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi global.
BACA JUGA:UPDATE! Harga Emas Antam, UBS, Galeri 24 Hari Ini Nyaris Tembus Rp 2 Juta
“Harga emas naik sekarang karena orang pada lari ke emas,” ujarnya.
Drajad pun menyarankan agar masyarakat menahan diri untuk tidak mencairkan emas dalam waktu dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: