Lapor: Uang Makan Bergizi Gratis (MBG) Diembat

Lapor: Uang Makan Bergizi Gratis (MBG) Diembat

ILUSTRASI Lapor: Uang Makan Bergizi Gratis (MBG) Diembat.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Program MBG Masih Akan Berlangsung Selama Ramadan, Dibawa Pulang Untuk Berbuka

Sistem pembayaran MBG dari pemerintah dibayarkan ke Badan Gizi Nasional (BGN) yang dikepalai Dadan Hindayana. Dari BGN, uang dibayarkan kepada yayasan-yayasan di Indonesia. Yayasan-yayasan itulah yang kemudian membayar para mitra dapur (pemasak). Bayarnya di belakang, setelah beberapa kali makanan dikirim.

Ira ditunjuk sebagai kepala dapur SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) Kalibata. Namun, sejak awal dia tidak diberi penjelasan terperinci mengenai tanggung jawab sebagai kepala dapur oleh yayasan MBN selaku pihak pembayar makanan itu.

Ira: ”Ya sudah, kami lakukan. Kemudian, kami menyediakan makan sampai dengan ke sekolah-sekolah yang ditunjuk, yaitu ada 19 sekolah. Kami belanja bahan, memasak, sampai mengantarkan makanan ke 19 sekolah tersebut.”

BACA JUGA:Luhut Sebut Rockfeller Foundation Tertarik Dukung MBG

BACA JUGA:Prabowo Siapkan 8 Kebijakan Demi Dorong Ekonomi, Ada MBG, Bansos, dan THR

Ira dan pihak Yayasan MBN meneken perjanjian kontrak lima tahun sejak Februari 2025. Harga makanan ditentukan Rp 15.000 per porsi sampai tiba di tempat tujuan sekolah-sekolah yang ditentukan.

Ira: ”Setelah kami melaksanakan program, tiba-tiba ada perubahan harga. Awalnya sesuai perjanjian harga Rp 15.000, mendadak berubah. Dibedakan, anak PAUD hingga kelas III SD harga Rp 13.000, kelas IV hingga VI tetap Rp 15.000. Tapi, kami tidak diberi tahu bahwa dengan begitu porsinya seharusnya disesuaikan.”

Itu kekagetan Ira pertama. Dilanjut, semua harga dipotong yayasan Rp 2.500 per porsi. Dengan demikian, jadi Rp 12.500 untuk kelas IV SD ke atas dan Rp 10.500 untuk PAUD sampai kelas III SD.

BACA JUGA:Indonesia Defisit 8,7 Juta Ton Susu Akibat MBG, Kementan Lakukan Langkah-Langkah Ini

BACA JUGA:Anggaran MBG Surabaya Rp1,1 Triliun Dialihkan untuk Bangun Sekolah dan Perbaikan Kampung

Sementara itu, makanan kiriman Ira berlanjut, dari tahap pertama ke tahap kedua. Total makanan yang sudah dikirim Ira dari Februari sampai akhir Maret sebanyak 65.025 porsi. Ira menutup dapur, bangkrut, sejak akhir Maret, menjelang Lebaran, sampai dia menggelar konferensi pers.

Ira: ”Dalam perjalanannya, saya tuh dihina secara fisik oleh pihak yayasan, dalam bentuk WA. Katanya, Bu Ira tidak punya kompeten, tidak bisa membedakan antara beras sama pasir. Jadi, harus belajar lebih cara buang airnya. Kenapa larinya ke fisik?”

Ternyata, yang lebih berat, menurut Ira, adalah saat penagihan. Total tagihan tersebut di atas. Hampir Rp 1 miliar. Ira menagih ke yayasan. Ternyata mbulet

Ira: ”Pihak yayasan mengatakan invoice harus diperbaiki. Sudah saya perbaiki dan saya kirim lagi, katanya salah lagi. Malah, dikatakan saya harus membayar kepada pihak yayasan Rp 45.314.249. Alasannya, ada invoice-invoice saat di lapangan yang dibeli pihak yayasan. Malah dibalik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: