Alasan Tidak Adanya Perayaan Ekaristi pada Jumat Agung 2025
Jumat Agung yang diperingati di Gereja Katedral HKY Surabaya, terlihat altar ditutupi oleh kain sebagai bentuk duka akan penderitaan Yesus. -Ananda Tiyas Safina-HARIAN DISWAY
HARIAN DISWAY - Setiap tahun, umat Kristen di seluruh dunia memperingati Jumat Agung sebagai hari yang sakral dan penuh makna.
Tahun ini, Jumat Agung jatuh pada 18 April 2025. Suasananya pun diwarnai dengan keheningan, doa, dan perenungan mendalam atas wafatnya Yesus Kristus di kayu salib.
Namun, ada satu hal yang sering kali membuat orang bertanya-tanya. Bahkan bagi umat Kristen sendiri. Mengapa tidak dirayakan Ekaristi atau misa kudus saat Jumat Agung? Berikut penjelasannya.
BACA JUGA:Tri Hari Suci, Makna di Balik Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah
Makna khusus Jumat Agung
Malam paskah menjadi puncak dari trihari suci dan sebagai malam kemenangan bagi kebangkitan Yesus dan kehidupan baru umat Kristen. --Pexels
Jumat Agung adalah hari kedua dalam rangkaian Tri Hari Suci (Triduum Paskah) yang dimulai dari Kamis Putih, berlanjut ke Jumat Agung, dan berpuncak di Malam Paskah.
Jumat Agung menjadi hari ketika umat mengenang pengorbanan Yesus, penderitaan-Nya, dan kematian-Nya demi keselamatan umat manusia.
Suasana liturgi pada Jumat Agung sangat berbeda dari hari-hari lain dalam kalender gereja. Tidak ada lonceng gereja yang berbunyi, suasana sendu, hingga altar ditutupi kain. Itu semua menciptakan atmosfer duka dan kesunyian yang dalam.
BACA JUGA:Cinta Kasih Mesias dalam Jalan Penderitaannya di Jumat Agung
Mengapa disebut "Jumat Agung"?
Hari Jumat, hari wafatnya Yesus disebut "agung". Atau dalam bahasa Inggris "Good Friday". Artinya, "Jumat yang baik."
Pada Jumat Agung terdapat peristiwa pengorbanan besar Yesus. Ia rela menanggung penderitaan dan wafat demi menebus dosa umat manusia.
Kematian Yesus bukan akhir, melainkan awal dari kemenangan atas dosa dan maut. Itulah yang membuat hari tersebut dianggap "agung" dan "baik". Karena dari penderitaan lahir keselamatan.
BACA JUGA:Cinta Kasih Mesias dalam Jalan Penderitaannya di Jumat Agung
Dengan demikian, sebutan Jumat Agung bukanlah untuk merayakan penderitaan yang dialami oleh Yesus. Melainkan untuk menghormati makna agung di balik pengorbanan tersebut, yang mengubah sejarah dan memberi harapan baru bagi dunia.
Mengapa tidak ada Ekaristi?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: