Cinta Kasih Mesias dalam Jalan Penderitaannya di Jumat Agung

Cinta Kasih Mesias dalam Jalan Penderitaannya di Jumat Agung

Pemeran Bunda Maria tampak berduka saat Visualisasi Jalan Salib oleh OMK Kelsapa Surabaya. Jumat, 29 Maret 2024.-Teddy Insani-

Visualisasi Jalan Salib adalah salah satu ibadah di Hari Jumat Agung dalam perayaan Paskah. Umat Katolik menghayati kembali kisah sengsara Yesus Kristus yang menyayat hati. Walaupun demikian, cinta kasih Yesus senantiasa hadir dalam penderitaan-Nya.

Di Taman Getsemani, Yesus duduk bersimpuh. Kedua tangannya terangkat memanjatkan doa. Suaranya lirih. Dia merasa sangat ketakutan, lantas memohon perlindungan kepada Bapa-Nya. “Bapa, segala sesuatu tidak mustahil bagi-Mu. Singkirkanlah cawan ini dariku. Namun janganlah terjadi seperti yang aku mau, tapi seperti yang Engkau mau,” kata Yesus. 

Tiga murid-Nya, Petrus, Yakobus, dan Yohanes, menunggunya. Mereka sangat lelah hingga sulit untuk tetap terjaga.

Kala mendengar panjatan doa-doa Yesus, suasana di Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya terasa sangat khidmat. Sinar matahari yang terbias dari kaca-kaca jendela antik menerangi seluruh penjuru gereja. Umat tua-muda duduk tertib dan rapi untuk kembali mengisi rongga-rongga rohani dalam diri. 

BACA JUGA:Visualisasi Jalan Salib Jumat Agung Gereja Katedral Surabaya Ingatkan Manusia Berkorban bagi Sesama

BACA JUGA:Jumat Agung Paroki Santo Mikael: Pemeran Yesus Baru di Ibadah Tablo Jalan Salib

Itu adalah adegan pembuka Visualisasi Jalan Salib sebagai salah satu ibadah menjelang Paskah pada Jumat, 29 Maret 2024 jam 8 pagi. Rentetan kisah kasih Yesus ketika ditangkap, diadili, dan disalibkan tervisualisasikan oleh kolaborasi antara Bina Iman Anak Katolik (BIAK), Remaja Katolik (Rekat), dan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya.

Kesunyian berganti kegaduhan. Aula gereja yang digambarkan sebagai Taman Getsemani itu ramai oleh teriakan-teriakan dari rombongan bersenjata tajam. “Tunjukkan di mana Yesus!” gelegar salah satu prajurit Romawi. 


Proses mendirikan salib untuk memperingati Hari Jumat Agung di Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya. Jumat, 29 Maret 2024.-Teddy Insani-

Mereka menyerbu bersama rombongan Imam Besar dan Ahli Taurat. Di depannya, sang pengkhianat Yudas Iskariot berjalan mendekati Yesus. Demi 30 keping perak, dia memberitahu sosok Yesus kepada para prajurit dengan mencium pipi Yesus.

“Pengkhianat!” seru Petrus yang seketika beringas. Hatinya terluka. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengayunkan pedangnya. Terpotonglah telinga dari hamba Imam Besar, Malkhus. Namun, dengan penuh kasih, Yesus menyembuhkannya. Dia menyuruh Petrus untuk membungkus kembali pedangnya.

BACA JUGA:Persiapan Paskah Paroki Hati Kudus Yesus, Gongnya di Teater Penyaliban Yesus saat Jumat Agung

BACA JUGA:Jumat Agung Khusyuk di Surabaya, Umat Gelar Teatrikal Kenang Kisah Sengsara

Yesus yang diperankan oleh Ferdinand Fernaldy itu dibawa ke hadapan tiga Imam Agung Yahudi. Telah hadir pula para imam kepala dan ahli Taurat. Mereka mengadili Yesus yang dianggap mengaku-aku sebagai Mesias. Tatkala Imam Besar Kayafas menyangkal Yesus, Gubernur Pontius Pilatus sama sekali tidak menemukan kesalahan Yesus. Atas desakan kaum Yahudi, Pilatus pun menjatuhkan hukuman salib pada Yesus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: