Mengapa Kita Lebih Nyaman Curhat di Media Sosial?

Mengapa Kita Lebih Nyaman Curhat di Media Sosial?

Media sosial terkadang terasa lebih nyaman sebagai media untuk curhat atau mencurahkan isi hati dan pikiran seseorang. -Elite Daily-Pinterest

Tak bisa dimungkiri, media sosial juga memberi rasa kebebasan tanpa beban sosial. Kita tidak harus menjaga mimik wajah, menahan tangis, atau memikirkan apakah lawan bicara merasa tidak nyaman.

Semua disampaikan lewat layar, di waktu yang kita pilih sendiri, tanpa harus menghadapi tatapan atau reaksi yang sulit dihadapi. Namun, bukan berarti fenomena ini tanpa dampak negatif.

BACA JUGA: Gen Z Lebih Percaya Media Sosial meskipun Hoax Mengintai, Kira-Kira Kenapa Ya?

Ketergantungan pada media sosial sebagai tempat mencurahkan isi hati bisa menurunkan kualitas hubungan nyata. Kita bisa merasa semakin jauh dari orang-orang terdekat karena tidak pernah benar-benar berbagi secara mendalam hingga kedekatan menjadi semu.

 

Lebih dari itu, kebiasaan curhat di media sosial bisa memicu oversharing atau membuka terlalu banyak informasi pribadi kepada publik. Dalam jangka panjang, ini bisa menjadi bumerang karena jejak digital tidak pernah benar-benar hilang.

Apa yang hari ini terasa melegakan, bisa jadi bahan gosip atau penyesalan di kemudian hari. Di tengah dunia yang cepat dan penuh tekanan, terkadang kita hanya butuh tempat untuk menaruh beban tanpa harus menjelaskannya panjang lebar.

BACA JUGA: Stecu, Makna Lagu Faris Adam yang Viral di Media Sosial

Tapi mungkin, sesekali tidak ada salahnya mencoba kembali bercerita pada teman dekat yang benar-benar peduli, bukan sekadar memberi mencurahkan ke media sosial. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: