10 Kardinal yang Berpotensi Menjadi Pengganti Paus Fransiskus

10 Kardinal yang Berpotensi Menjadi Pengganti Paus Fransiskus

Kardinal-kardinal terkuat yang berpotensi menggantikan Paus Fransiskus di pemilihan Paus 2025.--Berbagai sumber


Patriark Latin Yerusalem yang berfokus pada dialog antaragama dan isu keadilan sosial, memiliki pengalaman mendalam di Timur Tengah.-Ashlee Rezin-Sun-Times

Sebagai Patriark Latin Yerusalem, Pizzaballa memiliki pengalaman mendalam dalam menghadapi tantangan agama dan politik di Timur Tengah.

Fokusnya pada dialog antaragama dan isu-isu keadilan sosial membuatnya menjadi kandidat yang sangat dipertimbangkan.

BACA JUGA: Pemakaman Paus Fransiskus Ikuti Buku Liturgi untuk Ritus Pemakaman Paus yang Disahkannya pada 2024

9. Kardinal Robert Sarah (Guinea)


Tokoh konservatif yang kuat mendukung liturgi tradisional dan ajaran moral Gereja, dengan pandangan kritis terhadap reformasi Paus Fransiskus.--The Catholic Herald

Seorang tokoh konservatif terkemuka, Sarah adalah pembela tegas liturgi tradisional dan ajaran-ajaran moral Gereja.

Pandangannya yang sangat kritis terhadap perubahan yang dilakukan Paus Fransiskus, seperti reformasi liturgi dan penerimaan kaum LGBTQ+, membuatnya menjadi simbol bagi kelompok tradisionalis.

10. Kardinal Christoph Schönborn (Austria)


Teolog terkemuka yang memiliki kedekatan dengan Paus Benediktus XVI, mendukung beberapa reformasi Paus Fransiskus, termasuk penerimaan umat yang bercerai.-Daniel Ibáñez-CNA

Schönborn adalah seorang teolog terkemuka yang memiliki kedekatan dengan Paus Benediktus XVI. Meskipun lebih konservatif, ia juga mendukung beberapa reformasi yang digagas oleh Paus Fransiskus, termasuk upaya untuk menerima umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi.

BACA JUGA: Paus Fransiskus Meninggal pada Senin Paskah, Vatikan Umumkan Ini

Pemilihan Paus baru setelah Paus Fransiskus akan sangat mempengaruhi arah Gereja Katolik dalam dekade-dekade mendatang.

Dengan berbagai kandidat yang memiliki pandangan teologis dan pendekatan kepemimpinan yang beragam, tantangan utama adalah menemukan keseimbangan antara kesinambungan dan reformasi, serta mempertimbangkan perubahan demografis dan sosial yang terus berkembang di seluruh dunia.

Para kardinal diharapkan akan memilih pemimpin yang tidak hanya mampu menjaga kesatuan Gereja, tetapi juga menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber