4 Negara yang Pernah Dikunjungi Paus Fransiskus dalam Kunjungan Apostolik ke 45, Salah Satunya Indonesia

Kunjungan Paus Fransiskus ke empat negara di Asia Tenggara dengan tujuan Apostolik ke-45 luar negeri. -JawaPos-JawaPos
Barang-barang itu meliputi berbagai jenis obat dan baju, mainan, juga alat musik untuk anak-anak sekolah.
3. Timor Leste
Pada Senin, 9 September 2024, Paus Fransiskus tiba di Timor Leste untuk kunjungan selama tiga hari. Ia tiba di negara itu setelah mengakhiri kunjungannya di Papua Nugini.
Paus mendarat di Dili, ibu kota Timor Leste. Ia disambut di bandara oleh Presiden Jose Manuel Ramos Horta.
BACA JUGA:10 Prestasi Terbesar Paus Fransiskus
Timor Leste, yang berhasil mendapatkan kemerdekaan dari Indonesia pada tahun 2002, adalah daerah yang pernah dikunjungi dua Paus.
Paus Fransiskus menjadi Paus kedua setelah Paus Yohanes Paulus II yang datang pada 1989. Menurut Vatikan, sekitar 96 persen penduduk Timor Leste menganut agama Katolik.
4. Singapura
Pada Rabu, 11 September 2024, Paus Fransiskus untuk pertama kalinya berkunjung ke Singapura. Kunjungan itu telah dinantikan umat Katolik di negara tersebut.
BACA JUGA:Kisah Paus Fransiskus Menjawab Pertanyaan Emanuele: Apakah Ayahnya yang Ateis Ada di Surga?
Kardinal William Goh menyebut tema yang diangkat untuk kunjungan Kepausan di Singapura adalah Persatuan dan Harapan.
Singapura telah lama menjalin hubungan diplomatik dengan Vatikan. Yakni sejak tahun 1981. Kunjungan Paus Fransiskus terjadi 38 tahun setelah kunjungan singkat Paus Yohanes Paulus II pada 1986.
Paus Fransiskus melakukan kunjungan kepausan pertamanya pada 11 September hingga 13 September. Singapura menjadi persinggahan terakhir dalam perjalanan 12 harinya itu.
BACA JUGA:Sean Louis, Bocah 4 Tahun yang Diberkati Paus Fransiskus dan Dapat Kado Istimewa
Kunjungan Paus Fransiskus ke empat tersebut menjadi momen bersejarah. Mempertegas pesan persatuan, kepedulian, dan harapan lintas-bangsa dan budaya.
Dalam perjalanan apostolik ke-45 itu, Paus tak hanya menunjukkan kedekatan dengan umat Katolik. Tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya kehadiran spiritual dan solidaritas global di tengah tantangan zaman. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: