Ironi Politik Anggaran TNI-AL

Ironi Politik Anggaran TNI-AL

ILUSTRASI Ironi Politik Anggaran TNI-AL.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

DALAM lima tahun terakhir, anggaran pertahanan Indonesia mengalami tren kenaikan, dari Rp 131 triliun pada 2019 menjadi sekitar Rp 135 triliun pada 2024. Namun, peningkatan itu belum berdampak merata pada semua matra. Berdasar data Kementerian Pertahanan dan laporan Bappenas, porsi anggaran terbesar masih terserap untuk Angkatan Darat. Sementara itu, matra laut belum menjadi prioritas strategis.

TNI Aangkatan Laut (AL) –yang seharusnya menjadi tulang punggung keamanan maritim Indonesia– masih menghadapi sejumlah kendala klasik. Di antaranya, pangkalan laut yang tidak merata di titik strategis, minimnya kapal perang dan patroli berteknologi modern, serta alutsista yang berusia uzur, yakni lebih dari 30 tahun. 

BACA JUGA:Edukasi Budaya Militer di Museum Pusat TNI Angkatan Laut (TNI-AL)

BACA JUGA:Pembangunan Karakter Prajurit TNI-AL

Target minimum essential force (MEF) tahap III yang seharusnya rampung pada 2024 juga belum sepenuhnya tercapai, terutama di sektor laut.

Di sisi lain, penggunaan anggaran untuk komunikasi publik dan dukungan digital politik oleh pemerintah justru melonjak. Isu terbaru, TNI-AL menganggarkan lebih dari Rp 90 miliar untuk kebutuhan itu. 

Banyak pihak mengkritik keberadaan buzzer negara yang menyerap anggaran signifikan tanpa kontribusi langsung terhadap pertahanan nasional. Itu menimbulkan pertanyaan serius: apakah prioritas pertahanan Indonesia benar-benar strategis atau justru politis?

BACA JUGA:Anak Korban Tembak Oknum TNI-AL Menangis

BACA JUGA:Tindak Illegal Tapping Avtur, Pertamina Apresiasi TNI-AL Lantamal I Belawan

Terdapat sejumlah ironi yang muncul dari persoalan tersebut. 

Pertama, Presiden Prabowo Subianto adalah figur militer dengan rekam jejak panjang di Angkatan Darat, khususnya di Kopassus. Latar belakang tersebut tentu membentuk perspektif strategisnya yang kuat dalam operasi darat. 

Namun, sebagai menteri pertahanan yang kini mengemban amanah sebagai presiden, publik berharap agar ia mampu mengembangkan perhatian yang lebih menyeluruh terhadap pertahanan negara –yakni mencakup tiga matra secara proporsional dan integratif.

BACA JUGA:Oknum TNI-AL Tembak Bos Rental karena Pengeroyokan

 BACA JUGA:TNI-AL Siapkan Diri Dukung Asta Cita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: