Cerita Peserta UTBK-SNBT 2025 di Unesa: Deg-degan hingga Kesulitan di Penalaran Matematika

Sejumlah peserta mengikuti pelaksanaan UTBK-SNBT di Unesa, Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 23 April 2025.-Moch. Sahirol Layeli-Harian Disway-
Peserta lainnya, Elok Denisa Pinasti mengaku persiapannya menghadapi UTBK-SNBT 2025 di Unesa belum maksimal. "Soalnya juga susah. Karena saya kurang belajar," ujarnya usai ujian sesi pertama.
Perempuan asal Gresik yang tinggal di pondok pesantren ini mengaku mengahadapi banyak kendala sebelum mengikuti ujian. Salah satunya keterbatasan fasilitas dan padatnya aktivitas di pondok pesantren.
"Laptop cuma satu di pondok untuk dipakai bersam, dan masih banyak kegiatan lain juga di pondok," jelas Elok yang mondok di Pondok Pesantren Mamba'ul Ihsan, Ujungpangkah, Gresik, tersebut.
Lulusan SMK Mamba'ul Ihsan itu memilih Prodi S1 Pendidikan Busana di Unesa sebagai pilihan pertama, disusul D4 atau sarjana terapan Prodi Busana di kampus yang sama. Adapun pilihan ketiga adalah Prodi S1 Manajemen di Universitas Trunojoyo Madura (UTM). "Pilihan keempat tidak saya isi," ucapnya.
Meski demikian, perempuan berusia 18 tahun itu yakin bisa diterima di salah satu prodi pilihannya. "Semoga bisa lolos di pilihan utama. Ya, saya cuma bisa berdoa saja," ujarnya.
BACA JUGA:Pendaftaran UTBK-SNBT 2025 Dibuka Hari Ini: Simak Syarat, Cara Daftar, hingga Materi yang Diujikan!
Sementara itu, Ahmad Andre Sadewo, peserta UTBK-SNBT 2025 Unesa, mengaku telah mempersiapkan diri secara maksimal untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri tersebut.
Andre berangkat dari Kediri pukul 05.00 WIB bersama keluarganya dan tiba di lokasi ujian pukul 08.00 WIB. Ia mengikuti ujian pada sesi II yang dimulai pukul 13.00 WIB. "Alhamdulillah persiapan matang 100%," ujar pemuda berusia 18 tahun tersebut.
Sebelum mengikuti ujian, Andre memanfaatkan waktunya untuk belajar. Misalnya mengikuti try out (TO) gratis di media sosial dan mengikuti TO offline di Telkom Surabaya untuk menambah pengalaman.
"Saya mencari pengalaman sebanyak mungkin sebelum ujian sebenarnya," tutur alumnus SMA 1 Pelemahan Kediri ini.
Andre memilih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai pilihan utamanya. Pilihan kedua hingga keempat tidak diisi. Alasannya, Andre optimistis bisa diterima di pilihan utamanya.
Saat ditanya tentang kesulitan selama ujian, ia menjawab bahwa yang paling sulit adalah penalaran kuantitatif (PK) dan penalaran matematika (PM). "Kebanyakan peserta kesulitan di bagian PK dan PM. Tapi semoga hasilnya memuaskan," harapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: