Ternyata Tak Mudah Merekrut Siswa untuk Masuk Sekolah Rakyat

Forum Disway News House menghadirkan Prof Mohammad Nuh, Martadi, dan Yusmanu.-FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-
Untuk ruang kelas, Unesa masih memiliki banyak ruangan yang bisa dimanfaatkan. Saat ini, sudah ada 40 orang yang mendaftar di SR yang berada di Unesa tersebut. “Itu juga bisa menerima untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Ruang makan dan asrama guru juga tersedia,” ungkapnya.
Pendidikan Efektif Berantas Kemiskinan
Ketua Tim Formatur untuk Program Sekolah Rakyat Prof Mohammad Nuh menjelaskan alasan memilih nama Sekolah Rakyat. Memang, kata Nuh, istilah Sekolah Rakyat konotasinya adalah sekolah untuk rakyat miskin.
"Tidak masalah. Yang penting mereka kan dididik untuk keluar dari kemiskinan," kata mantan menteri pendidikan nasional itu.
Pemerintah Indonesia tidak ingin nanggung untuk membantu masyarakat miskin. Semua dibantu. Mulai alas kaki sampai penutup kepala. Termasuk tempat tinggal dan makanan selama peserta didik menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat.
Mohammad Nuh menjelaskan konsep Sekolah Rakyat kepada moderator, Dirut Harian Disway Tomy Gutomo.-FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-
Salah satu best practices model sekolah ini SMA Unggulan CT Arsa Foundation di Sukoharjo dan Deli Serdang. Itu sekolah yang didirikan pengusaha Chairul Tanjung.
“Itu merupakan sekolah yang berhasil. Dampaknya sudah ada. Sekolah itu sudah sekitar 7-8 tahun. Tetapi yang lebih lama ada di Deli Serdang. Sejak 2005,” kata mantan ketua Dewan Pers itu.
Ukuran keberhasilannya bermacam-macam. Salah satunya mereka bisa meneruskan ke perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Ada yang memilih berwirausaha. “Ini sebagai bukti, pendidikan menjadi pemotong mata rantai kemiskinan,” kata Nuh.
BACA JUGA:Khofifah, Pangdam V Brawijaya, dan Kapolda Jatim Raih Penghargaan PWI Jatim Award 2025
Karena itulah Sekolah Rakyat diserahkan kepada Kementerian Sosial. Bukan dinaungi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Pun nanti ijazah lulusan Sekolah Rakyat akan dikeluarkan oleh Kemensos.
“Tetapi, mereka (Kemensos) tidak bisa sendirian. Untuk guru dan kurikulumnya dari Kemendikdasmen. Fasilitas fisiknya juga dari Kementerian PUPR,” ungkap mantan rektor Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya itu.
Kualifikasi guru juga sedikit berbeda. Tenaga pengajar selain memiliki kompetisi akademik, juga harus punya empati sosial yang kuat. “Mereka harus bisa menaikkan kepercayaan diri anak-anak,” jelasnya.
Fasilitas Modern
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: