Ternyata Tak Mudah Merekrut Siswa untuk Masuk Sekolah Rakyat

Ternyata Tak Mudah Merekrut Siswa untuk Masuk Sekolah Rakyat

Forum Disway News House menghadirkan Prof Mohammad Nuh, Martadi, dan Yusmanu.-FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Sekolah Rakyat yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto sudah pasti gratis. Fasilitas juga modern. Kurikulumnya juga dirancang oleh para ahli. Meski begitu, ternyata tidak mudah mendapatkan siswa untuk tahap pertama Sekolah Rakyat ini. 

Sekretaris Dinas Sosial Jatim Yusmanu mengatakan, di Jatim akan ada enam lokasi Sekolah Rakyat, yakni Surabaya, Malang, Pasuruan, Batu, Mojokerto, dan Banyuwangi. “Di setiap kabupaten/kota nanti akan ada SR yang dibuat pemerintah daerah setempat,” ucap Yusmanu saat menjadi narasumber dalam Disway News House, forum diskusi yang diadakan oleh Harian Disway, Jumat 2 Mei 2025.

Dalam diskusi yang dipandu Direktur Utama Harian Disway Tomy Gutomo itu juga menghadirkan Ketua Tim Formatur Program Sekolah Rakyat Prof Mohammad Nuh dan Wakil Rektor I Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr Martadi


Narasumber Disway News House (dari kiri) Prof Mohammad Nuh, Dr Martadi, dan Yusmanu SST. -FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-

Dinas Sosial Jatim mendapat tugas dari Kemensos untuk merekrut siswa. Pendamping PKH dikerahkan untuk mendatangi keluarga miskin agar mau mendaftar di Sekolah Rakyat. Mudah? Ternyata tidak. 

Di Kota Batu misalnya, dari 200 keluarga miskin yang didatangi, baru 20 yang bersedia mendaftar. Di Batu akan dibuka 3 kelas, yang masing-masing 25 siswa. "Rata-rata masih ragu. Buat anak kok coba-coba," kata Yusmanu.

BACA JUGA:Sekolah Rakyat di Jatim Siap Beroperasi Juli 2025, Simak Kriteria Calon Siswanya!

BACA JUGA:Prabowo Ingin Bangun Sekolah Rakyat, Cak Imin: Solusi untuk Anak Telantar dari Keluarga Miskin

Menurut Yusmanu, merekrut siswa SMP lebih sulit daripada SMA. Apalagi, di antara siswa miskin ini juga menjadi tulang punggung keluarga. Mereka bekerja mencari nafkah membantu orang tuanya. 

"Kami terus memberi pengertian bahwa sekolah ini dirancang untuk mencetak lulusan yang unggul. Mereka akan membawa keluarga keluar dari kemiskinan," kata Yusmanu.

Berbeda dengan Sekolah Rakyat di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dari 100 kuota yang disediakan, hingga 2 Mei sudah ada 81 siswa. "Saya optimistis target 100 siswa akan terpenuhi dalam waktu dekat," kata Wakil Rektor I Unesa Martadi. 


Wakil Rektor I Unesa Dr Martadi.-FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-

Unesa menyiapkan bangunan khusus dengan fasilitas terbaiknya untuk Sekolah Rakyat. Para siswa nanti juga bebas mengakses fasilitas di kampus. Termasuk kolam renang dengan standar internasional. "Kami juga menyediakan ahli gizi untuk menjamin nutrisi yang dibutuhkan para siswa," kata Martadi.

Martadi menjelaskan, saat mengetahui bahwa Sekolah Rakyat akan melibatkan kampus, Unesa langsung mengajukan diri. Sebab, mereka punya asrama untuk bibit unggul. Kapasitas 160 orang. Bangunan itu sekarang kosong. Satu kamar bisa menampung empat orang. Bangunan itu ada tiga lantai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: