Joglo Gula

ARIF Afandi (depan kiri) di teras joglo gula.-ARIF AFANDI UNTUK HARIAN DISWAY-
Lebih dari itu, kolaborasi tersebut memberikan ruang bagi riset-riset aplikatif yang menyentuh persoalan nyata: pemuliaan varietas tebu unggul, manajemen lahan berkelanjutan, efisiensi proses penggilingan, hingga diversifikasi produk turunan. Semua bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas. Tapi, juga menegakkan kemandirian pangan bangsa di tengah arus globalisasi yang kian deras.
Itulah yang membawa mimpi baru Profesor Irham. Sebagai guru besar yang lama bergelut di riset dan pengembangan industri gula, ia membayangkan akan ada banyak buku dan jurnal bisa lahir dari kerja sama itu. Bukan buku dan jurnal yang murni akademis. Melainkan, berdasarkan data lapangan yang terkini.
Transformasi BUMN gula melalui SGN telah berhasil membawa harapan baru untuk kejayaan kembali industri gula kita. Tapi, masih banyak yang harus disempurnakan melalui inovasi dan ilmu pengetahuan. Biar harapan baru itu menjadi terlembagakan untuk menggapai swasembada gula yang berkelanjutan.
Misalnya, mendorong bagaimana petani tebu ikut bertransformasi dengan teknologi kekinian. Juga, berubah dari model bertani tebu yang secara konvensional menjadi petani modern dengan teknologi yang terbarukan. Biar kesejahteraan mereka makin menjanjikan.
Karena itulah, joglo gula di UGM bukan hanya bangunan unik di tengah gedung bertingkat. Melainkan, menjadi simbol interaksi baru antara dunia industri dan perguruan tinggi yang bisa mengubah pola pikir bangsa kita. Dari pola pikir konsumen menjadi produsen. Dari bangsa yang tersandera menjadi bangsa yang berdaulat. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: