Pembunuhan Jurnalis Juwita: Seks, Cinta, Pembunuhan

Pembunuhan Jurnalis Juwita: Seks, Cinta, Pembunuhan

ILUSTRASI Pembunuhan Jurnalis Juwita: Seks, Cinta, Pembunuhan. Juwita dibunuh pacar sendiri. Yakni, anggota TNI-AL Kelasi I Jumran. Jumran tidak mau bertanggung jawab setelah berhubungan seks dengan Juwita.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Kunci Inggris di Pembunuhan Vina

Juwita lalu menceritakan semua itu kepada ortu. Pasti ortu kaget. Kemudian, ortu menuntut Jumran tanggung jawab karena sudah berhubungan seks. Intinya, Jumran harus menikahi Juwita. Atau, hal itu diperkarakan.

Menanggapi tuntutan keluarga korban, Jumran panik. Sejak itulah, ia merencanakan membunuh Juwita. Rencana tersebut dalam bentuk curhat Jumran kepada seorang teman pria. 

Si teman mencegah Jumran membunuh Juwita. Itu risiko besar. Tapi, Jumran mengatakan, ia tidak mencintai Juwita. Sekarang ia pusing dituntut ortu Juwita untuk tanggung jawab. 

Sebulan kemudian Jumran dipindah tugas, dari Lanal Banjarmasin ke Lanal Balikpapan. Tuntutan keluarga korban makin kencang. Jumran sulit dihubungi Juwita, dikira Jumran melarikan diri. Akan diperkarakan. 

Sejak itu Jumran mencari di internet tentang cara membunuh yang tidak ketahuan. Semula, direncanakan dengan racun. Kemudian, cara itu tidak dilakukan. Tapi, ketika tuntutan keluarga Juwita makin gencar, niat Jumran membunuh Juwita kian kuat.

Sabtu, 22 Maret 2025, terdakwa tiba di Banjarbaru dengan mobil rental. Ia menjemput korban dengan menggunakan mobil itu. Namun, korban keluar rumah naik motor.

Hari itu Jumran membunuh Juwita di dalam mobil, di Jalan Trans Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. Juwita tewas, ditinggalkan di dalam mobil. 

Jumran menumpang kendaraan orang lewat, ia berangkat mengambil motor korban yang diparkir di toko swalayan. Motor itu dibawa ke lokasi mobil isi mayat korban. 

Kemudian Jumran membuang mayat di pinggir jalan, sekaligus meletakkan motor korban di dekatnya. Sekilas seperti korban kecelakaan lalu lintas. 

Jasad korban ditemukan warga sekitar pukul 15.00 Wita. Warga mengamati, ada lebam di leher mayat. Warga lapor polisi. Polisi tiba di TKP, lalu mengolah TKP. 

Akhirnya polisi menangkap Jumran, menjeratnya dengan Pasal 340 KUHP, pembunuhan berencana. Ancaman maksimal hukuman mati.

Dari kronologi itu, Jumran sudah membedakan antara berhubungan seks dan cinta dengan bahasanya sendiri. Dan, hal itu ia katakan kepada korban. Meskipun, mereka terus berhubungan seks. Lalu, tuntutan ortu korban membuat Jumran panik sehingga membunuh.

Di kasus tersebut, anggapan umum bahwa pria cuma butuh seks dari pacarnya terbukti. Mengapa begitu?

Dikutip dari Psych Central, 8 Agustus 2021, berjudul The Difference Between Sex and Love for Men, diungkapkan hasil riset soal itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: