5 Bahaya Menjadi Seorang People Pleaser

Alih-alih menciptakan hubungan yang sehat dan saling menghargai, mereka justru menarik orang-orang yang manipulatif. Ketidakseimbangan ini bisa membuat mereka merasa lelah, kecewa, dan terkuras secara emosional.

BACA JUGA: Bahaya Mikroplastik di Balik Teh yang Anda Minum

Berani berkata tidak dengan cara yang sopan sebagai bentuk menjaga kesehatan mental bagi diri sendiri. --iStock

4. Produktivitas Menurun

Sering mengatakan “iya” pada setiap permintaan membuat seseorang kewalahan oleh banyaknya tanggung jawab yang bukan prioritasnya. Ini bisa berdampak pada produktivitas dan kualitas pekerjaan. 

Fokus menjadi terbagi, waktu habis untuk memenuhi permintaan orang lain, dan tugas-tugas penting pribadi terbengkalai. Akibatnya, people pleaser bisa merasa tidak pernah cukup baik dan terus mengejar pengakuan yang tak kunjung datang.

5. Kesulitan Mengambil Keputusan

Karena terbiasa menyesuaikan diri dengan keinginan orang lain, people pleaser sering kali kesulitan mengambil keputusan yang objektif. Mereka terlalu memikirkan bagaimana keputusan itu akan memengaruhi perasaan orang lain. 

BACA JUGA:Jadi People Pleaser, Ketahui Cara Halus Tapi Tegas untuk Mengatakan Tidak

Inilah yang membuat people pleaser ragu atau bahkan takut memilih hal terbaik untuk diri sendiri. Ini bisa membuat mereka stagnan dalam kehidupan dan melewatkan banyak kesempatan penting.

Menjadi sosok yang ramah dan peduli tentu baik, tetapi tidak dengan mengorbankan diri sendiri. Menetapkan batasan, belajar mengatakan “tidak”, dan mendahulukan kesehatan mental bukanlah bentuk egoisme, melainkan tanda bahwa Anda menghargai diri sendiri. 

Hanya dengan mencintai dan menghormati diri, kita bisa benar-benar hadir secara tulus bagi orang lain. Jangan biarkan keinginan untuk disukai menghapus siapa Anda sebenarnya. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggis, Universitas Trunojoyo Madura

Sumber: