Paket Itu Berisi Jenazah Bayi

Ilustrasi ojol-Rafi Adhi Pratama-
Buku bergambar (cover) seorang perempuan cantik dan dua anak itu hasil riset. Penulis mewawancarai lebih dari 160 wanita muda kelas bawah AS yang menjadi ibu tanpa menikah.
Inti buku itu, single motherhood di sana kebanyakan warga kelas bawah (miskin ekonomi).
Sebenarnya, sampai sekarang pun mayoritas perempuan di sana menghindari hamil di luar nikah. Mereka pakai kontrasepsi. Tetapi, kalau hamil, tidak masalah. Hukum di sana mewajibkan ayah biologis menafkahi bayinya meskipun tanpa nikah. Ditambah beberapa tunjangan sosial dari negara.
Banyak single motherhood melihatnya sebagai kesempatan memberikan arti dalam kehidupan mereka.
Bagi mayoritas perempuan di sana, pernikahan dianggap ideal. Tapi, tidak realistis.
Mereka masih menghargai pernikahan, tetapi ogah menikah dalam kondisi ekonomi belum mapan.
Mereka takut menikah dengan pria yang belum siap finansial atau emosional. Sementara itu, hasrat seksual –seiring bertambah usia– tak bisa dibendung. Jadi, mereka berpikir ”menjadi ibu dulu, menikah soal nanti”.
Berdasar hasil riset buku itu, responden melahirkan dan membesarkan anak adalah satu-satunya hal besar yang mereka bisa banggakan di tengah hidup yang sulit. Anak memberikan motivasi dan tujuan.
Responden paham bahwa menjadi ibu tunggal itu berat. Namun, mereka lebih memilih itu daripada menikah dengan pria yang tidak bisa diandalkan. Dalam banyak kasus, pria dalam hidup mereka terlibat kriminalitas, narkoba, atau KDRT.
Hukum di sana menetapkan empat bantuan sosial buat anak yang lahir di luar nikah.
Pertama, child support. Ayah biologisnya wajib menafkahi bayi itu. Besarnya bervariasi. Bergantung kondisi finansial si ayah. Penetapan besaran nafkah anak ditentukan pengadilan, berdasar pendapatan ayah dan kebutuhan anak, serta situasi kondisi di negara-negara bagian di sana.
Ukuran di tahun buku itu terbit, minimal USD 441 per anak per bulan. Maksimal USD 1.000 per anak per bulan. Sampai anak dewasa berdasar hukum.
Kedua, medicaid. Asuransi kesehatan untuk ibu dan anak. Itu perawatan kesehatan gratis atau berbiaya rendah untuk individu dan keluarga berpenghasilan rendah, termasuk ibu tunggal dan anak-anak mereka.
Ketiga, CHIP (children’s health insurance program). Asuransi juga. Memberikan cakupan kesehatan berbiaya rendah untuk anak-anak dalam keluarga yang penghasilannya terlalu tinggi untuk memenuhi syarat medicaid, tetapi masih membutuhkan bantuan. Cakupan sama dengan medicaid. Meliputi kunjungan dokter, rawat inap, vaksinasi, dan perawatan kesehatan lainnya.
Keempat, SNAP (supplemental nutrition assistance program, disebut juga food stamps). Bantuan uang dari pemerintah untuk single motherhood dan keluarga berpenghasilan rendah untuk membeli makanan bergizi. Besaran sekitar USD 202, maksimum USD 291 per bulan rutin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: