Koala Parenting, Menekankan Kedekatan Orang Tua dan Anak

Dinamakan koala parenting karena hewan tersebut selalu memeluk anaknya erat-erat selama jangka waktu yang lama. --Pinterest
4. Respons cepat terhadap tangisan bayi, tanpa membiarkan anak menangis terlalu lama tanpa respon.
5. Kontak kulit langsung (skin to skin contact), terutama pada masa-masa awal kelahiran, untuk memperkuat ikatan emosional.
BACA JUGA:Tak Selalu Mahal, Ini 7 Tips Penerapan Metode Parenting Montessori Hemat Biaya
Manfaat Koala Parenting
1. Meningkatkan rasa aman dan kepercayaan anak. Anak yang sering mendapat pelukan, belaian, dan perhatian cenderung tumbuh dengan rasa percaya diri yang lebih tinggi.
2. Memperkuat ikatan emosional antara anak dan orang tua, yang akan membentuk fondasi penting dalam hubungan jangka panjang.
3. Mengurangi stres pada bayi. Kontak fisik diketahui menurunkan kadar hormon stres pada bayi dan membuat mereka lebih tenang.
BACA JUGA:6 Tahapan Menerapkan Sittervising Parenting Agar Orang Tua Bebas Burnout dan Anak Makin Kreatif
4. Meningkatkan produksi ASI bagi ibu yang menyusui, karena kedekatan fisik merangsang hormon oksitosin.
5. Membantu regulasi suhu tubuh dan detak jantung bayi, terutama pada bayi baru lahir, saat mereka masih beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim.
Koala parenting juga mendorong orang tua untuk lebih responsif dan intuitif dalam memahami kebutuhan anak. --Pinterest
Tujuan Koala Parenting
Tujuan utama dari koala parenting adalah membangun ikatan yang kuat dan sehat sejak dini antara orang tua dan anak.
BACA JUGA:Hindari Helicopter Parenting pada Si Kecil karena Ini Nih Dampaknya
Gaya pengasuhan itu berupaya menanamkan rasa percaya dan rasa aman dalam diri anak. Itu akan berpengaruh pada perkembangan sosial dan emosional mereka.
Anak yang merasa dicintai dan dilindungi sejak kecil umumnya lebih mudah berempati, bersosialisasi, dan menyelesaikan konflik di kemudian hari. Pendekatan itu juga membangun rasa aman pada anak.
Selain itu, koala parenting juga mendorong orang tua untuk lebih responsif dan intuitif. Terutama dalam memahami kebutuhan anak. Tidak mengandalkan aturan atau jadwal kaku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: