Makna dan Sejarah Julukan Iduladha sebagai Lebaran Besar

Iduladha disebut sebagai lebaran besar karena mengandung nilai pengorbanan, ketakwaan, dan kepedulian sosial yang tercermin dari ibadah haji dan kurban yang dilaksanakan secara serentak oleh umat Islam di seluruh dunia. --Freepik
HARIAN DISWAY - Iduladha merupakan salah satu hari raya yang memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. Perayaan ini jatuh setiap tanggal 10 Zulhijah dalam kalender Hijriah dan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Dalam tradisi masyarakat Indonesia, Iduladha sering disebut sebagai Lebaran Besar. Julukan ini bukan tanpa alasan melainkan berakar pada sejarah panjang, nilai-nilai keagamaan, dan pelaksanaan ibadah yang menyertainya.
Julukan Lebaran Besar yang disematkan pada Iduladha mengandung makna yang sangat dalam. Salah satu alasan utama adalah karena perayaan ini bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci Makkah.
Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang hanya bisa dilakukan oleh umat Islam yang mampu secara fisik, mental, dan finansial. Puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Padang Arafah terjadi sehari sebelum Iduladha.
Hal ini menjadikan Iduladha sebagai simbol puncak ketaatan dan penghambaan seorang hamba kepada Allah Swt. Di samping itu, perayaan Iduladha juga tidak dapat dipisahkan dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim As dan putranya yaitu Nabi Ismail As.
BACA JUGA: Sambut Bulan Zulhijah, Umat Islam Dianjurkan Perbanyak Ibadah dan Amalan Berikut Ini
Dalam sejarah Islam, Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah untuk menyembelih anaknya sebagai bentuk ujian atas ketaatan dan keimanannya. Meskipun berat, perintah itu dijalankan dengan penuh keikhlasan.
Namun, pada akhirnya, Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor hewan sebagai bentuk penghargaan atas keikhlasan tersebut. Kisah ini menjadi dasar dari ibadah kurban yang dilakukan umat Islam setiap Iduladha.
Iduladha adalah momen suci bagi umat islam untuk memperkuat keimanan melalui pengorbanan berbagi kepada sesama, dan meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah. --Freepik
Pelaksanaan ibadah kurban menjadi salah satu ciri khas dari perayaan Iduladha. Hewan seperti sapi, kambing, atau domba disembelih dan dagingnya dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Tradisi ini memiliki dimensi sosial yang sangat kuat.
Tidak hanya mempererat hubungan antarumat tetapi juga membantu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat yang kurang mampu. Skala penyembelihan hewan kurban yang dilakukan secara massal di berbagai daerah menambah kesan megah dan sakral pada perayaan ini.
BACA JUGA: Jelang Iduladha 2025, 28.429 Ekor Hewan Kurban Masuk Jatim, Pemprov Pastikan Bebas PMK
Selain itu, Iduladha juga memiliki durasi perayaan yang lebih panjang dibandingkan dengan Idulfitri. Setelah hari raya, umat Islam masih diberikan waktu selama tiga hari yang dikenal sebagai hari tasyrik.
Pada hari-hari ini, penyembelihan hewan kurban masih diperbolehkan, dan umat Islam dianjurkan untuk tetap berdzikir dan memperbanyak ibadah. Hal ini menambah kekhusyukan dan keberkahan dari rangkaian perayaan Iduladha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: