Inilah 6 Pengganti Gula yang Sehat dan Alami

Mengonsumsi gula berlebihan dapat menambah kandungan kalori dan berisiko meningkatkan masalah kesehatan serius seperti diabetes dan penyakit jantung. -Pinterest-Pinterest
4. Stevia
Stevia adalah pemanis alami yang diekstraksi dari daun tanaman Stevia rebaudiana yang tumbuh di Amerika Selatan. Stevia dibuat dari dua senyawa yang disebut glikosida stevioside dan rebaudioside A, yang masing-masing tidak memiliki kalori tetapi memiliki rasa 450 kali lebih manis daripada gula.
Stevia memiliki kandungan manis, tidak meningkatkan gula darah, membuatnya lebih baik untuk penderita diabetes. Selain itu, stevia tidak mengandung kalori, sehingga aman untuk program penurunan berat badan. Pemanis alami itu juga membantu penderita hipertensi dan diabetes karena dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
Seperti halnya segala sesuatu, kuncinya ada pada keseimbangan. Bijaklah dalam memilih dan mengonsumsi pemanis.-Freepik-Freepik
5. Xylitol
Karena rendah kalorinya (hanya 2,4 kalori per gram xylitol), xylitol berasal dari buah-buahan atau sayuran seperti kembang kol, stroberi, atau rasberi, dan dapat digunakan sebagai pengganti gula alami.
Meskipun rasanya mirip dengan gula pasir, pemanis ini jauh lebih baik untuk kesehatan karena tidak menyebabkan kerusakan gigi dan tidak memengaruhi gula darah atau fungsi hormon insulin. Selain itu, pemanis ini bahkan dapat mengurangi bakteri yang menyebabkan kerusakan gigi. Meskipun xylitol dianggap sehat, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan perut kembung dan diare.
6. Lo han kuo
Last but not least, buah lo han kuo berasal dari Cina bagian selatan dan bercita rasa manis. Buah ini memiliki kadar manis 150–200 kali lebih tinggi daripada gula pasir. Menariknya, buah lo han kuo tidak hanya tidak mengandung kalori dan karbohidrat, tetapi juga mampu mengontrol gula darah.
BACA JUGA:8 Bahan Alami untuk Mengontrol Kadar Gula Darah secara Tradisional
Manisnya hidup tak harus datang dari gula pasir yang penuh risiko. Alam telah menyediakan berbagai pilihan alternatif pemanis alami yang lebih sehat. Namun, seperti halnya segala sesuatu, kuncinya ada pada keseimbangan. Bijaklah dalam memilih dan mengonsumsi pemanis, karena hidup sehat dimulai dari keputusan kecil yang kita ambil setiap hari. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: