Musuh yang Kalahkan Quartararo di GP Inggris: Ride Height Device Terkunci!

Musuh yang Kalahkan Quartararo di GP Inggris: Ride Height Device Terkunci!

Fabio Quartararo, tertunduk lesu di samping motornya. Tanda panah menjelaskan jika posisi belakang motornya terlihat turun seperti terkunci oleh perangkat elektronik Ride Height Device--Twitter Crash MotoGP @crash_motogp

HARIAN DISWAY - Fabio Quartararo tampil dominan di Grand Prix Silverstone dan nyaris mengunci kemenangan, sebelum masalah teknis pada Ride Height Device YZR-M1 memaksanya mundur dari balapan.

Strategi sempurna dan performa impresif selama 12 lap membuka harapan besar bagi Yamaha, namun kegagalan teknis mengubah segalanya dalam sekejap.

Pembalap asal Prancis itu memanfaatkan momen restart setelah red flag untuk menjalankan strategi cerdas dan membuka peluang besar meraih podium utama.

Quartararo langsung memimpin jalannya lomba dan menciptakan selisih waktu signifikan, unggul lebih dari lima detik dari para rivalnya.

BACA JUGA:Marco Bezzecchi Juara MotoGP Silverstone 2025, Quartararo Gagal karena Masalah Teknis

BACA JUGA:3 Rahasia Sukses Yamaha dan Quartararo di MotoGP Inggris 2025

Namun pada lap ke-12, masalah teknis menghentikan langkahnya. Perangkat Ride Height Device di bagian belakang terkunci di posisi terendah dan tidak bisa kembali ke posisi normal, meski Quartararo sudah mencoba melakukan pengereman keras. Ia terpaksa menepi dan tertunduk kecewa di sisi lintasan sebelum kembali ke pit box.

Kemenangan seolah sudah di depan mata, tetapi keberuntungan belum berpihak pada Yamaha Factory MotoGP.

Sejak seri Jerez, tim telah melakukan sejumlah pengembangan besar: perubahan setup mesin di Jerez, pengenalan swing-arm baru di Le Mans, dan peningkatan aerodinamika di Silverstone.

Performa YZR-M1 pun semakin kompetitif, terbukti dengan tiga kali meraih pole position, satu podium di Jerez, dan memimpin selama 12 lap di Silverstone.

“Saya sudah menunjukkan bahwa kami bisa bersaing,” ujar Quartararo dikutip dari Canal+.

“Strategi kami berjalan sangat baik, tetapi perangkat elektronik di belakang terkunci. Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan sangat mengecewakan," lanjutnya.

BACA JUGA:MotoGP Inggris: Alex Marquez Taklukkan Sprint Race Silverstone, Akhiri Dominasi Marc Marquez

BACA JUGA:Pedro Acosta Bisa Tinggalkan KTM? Ini Tanggapan Sang Pembalap

Meski begitu, ia tetap puas dengan performa tim dan strateginya.

“Kami tahu Ducati menggunakan ban medium, dan saya ingin memanfaatkan itu dengan strategi ban soft–medium. Yang terpenting, saya tidak menyangka Ducati akan butuh waktu lama untuk memanaskan ban mereka, jadi saya mencoba menekan sejak awal,” tambahnya.

Penggunaan ban lunak memang menuntut manajemen grip yang ketat. Quartararo menjelaskan, ban lunak harus dijaga agar tidak cepat aus, terutama di bagian depan, karena itulah ia memilih kombinasi ban soft di depan dan medium di belakang.

“Saya melihat Bezzecchi unggul 0,4 detik dalam satu lap, dan saat itu saya masih bisa menekan. Kecepatan kami sebenarnya terkendali,” ujarnya.

Secara teknis, Quartararo sebenarnya masih bisa melanjutkan balapan. Namun, karakter tikungan cepat di Silverstone akan membahayakan jika Ride Height Device tetap aktif, karena perangkat ini membuat suspensi terlalu kaku, mengurangi fleksibilitas saat menikung, dan meningkatkan risiko kehilangan traksi atau bahkan crash.

BACA JUGA:Drama MotoGP 2026, KTM Goyah, Honda Bergerak Diam-diam

BACA JUGA:Aprilia Racing Tegaskan Kontrak Jorge Martin Berlaku hingga 2026

Perangkat ini memang sangat efektif saat start dan melaju di lintasan lurus, tetapi harus dinonaktifkan saat memasuki tikungan agar motor bisa bermanuver optimal dan tetap aman.

Yamaha masih punya waktu sekitar seminggu untuk memperbaiki masalah elektronik dan getaran pada bagian belakang motor, sebelum tampil di Grand Prix Aragon pada 6–8 Juni mendatang. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: