Rekonsiliasi AS-Suriah, Mengapa Trump Merangkul ”Teroris”?

Rekonsiliasi AS-Suriah, Mengapa Trump Merangkul ”Teroris”?

ILUSTRASI Rekonsiliasi AS-Suriah, Mengapa Trump Merangkul ”Teroris”?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Mereka dimanfaatkan AS untuk menjaga pengaruh kawasan Asia Tenggara agar tidak terpengaruh komunisme. 

Sebelumnya, AS juga menerapkan kebijakan yang sama terhadap Tiongkok. AS menjadikan Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan sebagai sekutu guna menahan laju komunisme Tiongkok.

Walaupun Perang Dingin sudah berlalu sejak kejatuhan Uni Soviet pada dekade 1990-an, kebijakan itu tetap dipertahankan dengan menghilangkan sisi ideologisnya. 

AS tidak lagi menekankan bahwa musuh mereka adalah komunisme, tapi negara mana pun yang tampaknya tidak ingin bekerja sama dengan mereka. 

Salah satunya adalah Iran. Selain menghajar dengan sanksi ekonomi, AS berusaha menghalangi Iran untuk berkawan dengan tetangganya.

Iran memang konsisten dalam menentang AS, yang dianggap selalu memperlemah status mereka di dunia internasional. Belum lagi AS pernah melakukan operasi yang membunuh Jenderal Qasem Soleimani dalam operasi militernya di Baghdad, Irak, pada 2020. 

Mereka selalu menyempatkan waktu untuk mengkritik keras AS, sesuatu yang pada taraf tertentu, tidak disukai AS.

Akan tetapi, memahami AS itu sejatinya sederhana. Mereka tak pernah membenci kelompok Islam, mereka hanya tidak suka dengan kelompok Islam yang tidak mau diajak bekerja sama. 

Dalam kasus ini, besar potensi Suriah untuk berteman dengan AS karena kepentingan geopolitik AS di Timur Tengah yang kaya dengan minyak. AS hanya memiliki satu kepentingan di dunia internasional: kepentingan ekonomi. (*)

*) Reza Maulana Hikam adalah mahasiswa pascasarjana, Departemen Sejarah, University of Hawai’i at Manoa. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: