Rekonsiliasi AS-Suriah, Mengapa Trump Merangkul ”Teroris”?

ILUSTRASI Rekonsiliasi AS-Suriah, Mengapa Trump Merangkul ”Teroris”?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
SETELAH berkuasa 24 tahun, Presiden Suriah Bashar Al-Assad akhirnya digulingkan dari kekuasaannya pada 8 Desember 2024. Ibu Kota Damaskus diambil alih pasukan oposisi Hay’at Tahrir Al-Sham pimpinan Ahmed Al-Sharaa.
Peristiwa itu menandai berakhirnya rezim keluarga Assad yang sudah mempimpin negara tersebut lebih dari 50 tahun semenjak 1971, ketika Hafez Al-Assad.
Peristiwa itu menjadi perhatian besar di politisi dan akademisi di Amerika Serikat (AS) karena presiden baru Suriah Al-Sharaa pernah memimpin kelompok Jabhat Al-Nushra yang dianggap sebagai kaki tangan dari kelompok Al-Qaeda.
BACA JUGA:Rekonsiliasi Menyudahi Euforia Politik
BACA JUGA:Presiden Prabowo Bakal Bentuk Kembali UU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Keterlibatannya dalam Jabhat Al-Nushra seperti noda hitam yang memberikan gambaran pada khalayak umum bahwa ia adalah ekstremis dan teroris.
Namun, satu hal yang dilupakan, kasus Suriah semenjak awal adalah permasalahan domestik. Seperti Taliban di Afganistan, Jabhat Al-Nushra adalah organisasi domestik yang dibatasi kepentingan dalam negeri para pendukungnya.
Hal itu membuat pandangan bahwa mereka adalah organisasi teroris menjadi irelevan di dunia internasional. Ditambah lagi, mereka sudah tidak aktif semenjak 2017 dan digantikan oleh Hay’at Tahrir Al-Sham.
BACA JUGA:Regenerasi Teroris SMA
BACA JUGA:Teroris Ditangkap sebelum Paus Fransiskus Tiba
Suriah selama ini dilanda perang saudara selama 13 tahun. Belum lagi sempat menghadapi kelompok ekstremis seperti Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) yang pernah bercokol di negara tersebut semenjak 2014.
Keberadaan organisasi tersebut membuat banyak negara memperingatkan, melarang, dan menganjurkan warganya untuk tidak berangkat ke Suriah karena dianggap sebagai kawasan yang rawan bahaya.
Namun, kemenangan Ahmed Al-Sharaa tampaknya memberikan harapan bahwa Suriah perlahan akan menstabilkan dan membuka dirinya untuk dunia luar, terutama untuk masalah perdagangan.
BACA JUGA:Teroris Bekasi dari Jalur Internalisasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: