Pedro Acosta Luapkan Frustrasi: RC16 2025 Belum Kompetitif di MotoGP Silverstone

Pedro Acosta Luapkan Frustrasi: RC16 2025 Belum Kompetitif di MotoGP Silverstone

Pedro Acosta (37), jadi pembalap KTM satu-satunya yang finis 10 besar di GP-Silverstone 25 Mei 2025--Twitter Red Bull KTM Factory Racing @KTM_Racing

HARIAN DISWAY - Kekacauan mewarnai Race Weekend MotoGP Silverstone 2025. Ban belakang medium Michelin gagal tampil optimal di lintasan, membuat para pembalap kelimpungan—termasuk tim KTM yang terpuruk tanpa satu pun wakil di kualifikasi Q2.

Pedro Acosta jadi satu-satunya penyelamat KTM, meski akhirnya meluapkan frustrasi atas performa RC16 versi terbaru yang belum juga kompetitif.

Akhir pekan balap di Grand Prix Silverstone 2025 berlangsung penuh drama. Salah satu sorotan utama adalah performa ban belakang medium Michelin yang dinilai tidak cocok dengan karakter lintasan Silverstone.

Brad Binder dari tim Red Bull KTM secara terbuka menyebut pemilihan ban belakang medium sebagai "kesalahan besar" setelah performanya menurun drastis di akhir balapan.

BACA JUGA:Musuh yang Kalahkan Quartararo di GP Inggris: Ride Height Device Terkunci!

BACA JUGA:Marco Bezzecchi Juara MotoGP Silverstone 2025, Quartararo Gagal karena Masalah Teknis

Ironisnya, seluruh pembalap KTM di kelas utama gagal lolos ke sesi kualifikasi Q2, menjadikan ini salah satu akhir pekan terburuk bagi tim pabrikan asal Austria tersebut.

Balapan sempat dihentikan akibat insiden yang melibatkan Aleix Espargaro (test rider Honda HRC) dan Franco Morbidelli (Ducati VR46 Racing) pada lap kedua. Red flag dikibarkan, dan restart dilakukan setelah Race Director menyatakan lintasan aman.

Pada akhir balapan, Pedro Acosta menjadi satu-satunya pembalap KTM yang berhasil finis di 10 besar dengan menempati posisi keenam. Namun, Acosta menunjukkan rasa frustrasinya terhadap performa RC16 versi 2025.

"Ini bukan balapan yang aneh, tapi balapan penuh keputusasaan. Saya mencoba tampil sempurna dalam pengereman, akselerasi, dan menikung, tapi tetap kehilangan semua keuntungan di tikungan karena kurangnya grip," ujar Acosta.

Saat ditanya apakah ia harus belajar bersabar, Acosta menjawab tegas.

BACA JUGA:3 Rahasia Sukses Yamaha dan Quartararo di MotoGP Inggris 2025

BACA JUGA:MotoGP Inggris: Alex Marquez Taklukkan Sprint Race Silverstone, Akhiri Dominasi Marc Marquez

"Saya tidak menerima dan saya tidak sabar. Kesempatan hanya datang sekali seumur hidup. Saya butuh bantuan dari pabrik," katanya.

Ia menambahkan, "Keempat pembalap KTM menderita sepanjang akhir pekan. Saya berbicara atas nama semuanya. Kami butuh dukungan."

Walau mengkritik keras performa motor, Acosta tetap percaya pada proyek KTM dan menegaskan bahwa ia ingin bersaing, bukan sekadar hadir di lintasan.

Di sisi lain, meski sempat mencatat waktu positif dalam latihan, Acosta menilai RC16 2025 memerlukan pendekatan berkendara yang berbeda, terutama saat menikung.

Rekan setimnya, Enea Bastianini dan Maverick Viñales dari tim KTM Tech3, juga menyuarakan optimisme. Mereka menyebut RC16 unggul dalam pengereman dan kecepatan, walau adaptasi penuh masih dibutuhkan.

Pengamat MotoGP, Simone Battistella, menyatakan bahwa KTM perlu lebih fokus pada peningkatan stabilitas motor daripada sekadar mengejar kecepatan.

Dengan kondisi keuangan perusahaan induk KTM, Pierer Mobility AG, yang sedang bermasalah, pengaruhnya pun mulai terasa ke tim balap. Jika tidak segera bangkit, KTM terancam kehilangan daya saing hingga akhir musim. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: