Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Infrastruktur Vital yang Tak Tergantikan

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Infrastruktur Vital yang Tak Tergantikan

ILUSTRASI Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Infrastruktur Vital yang Tak Tergantikan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:KKHI Makkah Hentikan Operasional, Jemaah Yang Masih Dirawat di RS Saudi Tetap Jadi Tanggung Jawab Pemerintah Indonesia

Arab Saudi ingin menunjukkan bahwa mereka mampu untuk mengatasi masalah kesehatan itu secara sistematis.

Namun, berkaca dari pengalaman kami tahun 2024, saat bertugas sebagai PPIH bidang kesehatan, banyak RS Arab Saudi yang belum siap untuk menerima jamaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Banyak masalah terkait infrastruktur dan suprastruktur yang harus disiapkan pemerintah Arab Saudi sebelum membuat kebijakan seperti itu. Masalah pertama adalah masalah komunikasi. Bahasa menjadi faktor paling penting dalam menggali anamnesis pasien. 

Faktanya, tidak banyak tenaga kesehatan Arab Saudi yang mampu berbahasa Inggris untuk menggali riwayat penyakit pasien. Begitu juga dengan keterbatasan kemampuan komunikasi jamaah Indonesia yang kesulitan berbahasa Inggris atau Arab. 

BACA JUGA:Pemerintah Saudi Arabia Puji Layanan Kesehatan KKHI Indonesia di Tanah Suci

BACA JUGA:Ini Fasilitas Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Makkah dan Madinah: Ada UGD, Dokter Gigi, hingga...

Jangankan berbahasa asing, banyak dari jamaah kita yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Negara kita kaya akan suku dan bahasa. Mereka menggunakan bahasa daerah atau lokal masing-masing dalam berkomunikasi sehari-hari. 

Ketika mereka sakit, kita kesulitan untuk menggali keluhan dan apa yang mereka inginkan. Itulah pentingnya pemerintah merekrut tenaga kesehatan dari berbagai daerah agar kita memiliki tenaga kesehatan yang mampu berkomunikasi dengan berbagai bahasa daerah.

Masalah kedua adalah budaya. Banyak jamaah kita yang memiliki kebiasaan dan tradisi yang berbeda-beda. Sebagai contoh adalah masalah makanan. Saya pernah melakukan visitasi di RS Arab Saudi dan menemukan jamaah kita yang tidak mau makan selama beberapa hari. 

Alasannya, jamaah kita hanya mau makan nasi. Namun, yang diberikan oleh RS arab Saudi selama beberapa hari adalah roti seperti pasien lainnya. Hal itu mungkin terlihat remeh, tetapi penting bagi kesembuhan pasien. Bagaimana mungkin pasien mau mengungkapkan keinginan makannya jika bahasanya saja tidak sama? 

KKHI Makkah bukan hanya simbol kehadiran negara dalam melindungi warganya di luar negeri. Lebih dari itu, KKHI adalah sarana vital dalam sistem rujukan dan penanganan kegawatdaruratan jamaah yang mengalami gangguan kesehatan selama masa puncak haji. 

Kami sepakat jika penyakitnya bersifat emergensi dan mengancam nyawa, RS Arab Saudi adalah jawabannya. Namun, jika kasusnya bersifat ringan sampai sedang dan berhubungan dengan penyakit mental serta geriatri, KKHI adalah opsi terbaik bagi jamaah Indonesia. 

KKHI juga terbukti sangat membantu menekan angka rujukan karena berfungsi juga sebagai triage awal untuk deteksi dini apakah jamaah Indonesia perlu dirujuk ke RS atau cukup dirawat di KKHI atau istirahat di kloter. 

KKHI selama ini diisi para dokter spesialis, dokter, dokter gigi, perawat, dan nakes yang profesional sehingga bisa memberikan pilihan terbaik untuk kondisi kesehatan jamaah Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: