Karung di TKP Pembunuhan

ILUSTRASI Karung di TKP Pembunuhan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
”Karena aku tak cinta dia lagi,” kata tersangka Wadison Pasaribu, 37, ke polisi soal motifnya membunuh istri, Petry Sihombing, 32. Dan, Wadison punya wanita lain, diketahui Petry, sehingga cekcok. Wadison marah, istrinya dicekik sampai mati. Lalu, ia merancang skenario, seolah-olah rumahnya dirampok, Petry terbunuh.
SESEDERHANA itu suatu pembunuhan. Oleh suami terhadap istri yang sudah dinikahi sebelas tahun dan punya dua anak: Perempuan usia 10 tahun dan laki-laki usia 7 tahun. Penyebab pembunuhan, sederhana. Yang sulit bagi tersangka, mungkin, merancang alasan.
Di kasus itu nyaris semua orang terkecoh. Rekayasa bikinan Wadison sederhana, tapi tak terpikirkan para pembunuh lain. Tetangganya di Perumahan Puri Anggrek, Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka, Serang, Banten, terkecoh. Pun, hampir semua tim polisi yang memeriksa TKP juga terkecoh.
BACA JUGA:Interogasi Polisi-Pelaku
BACA JUGA:Drama Tersangka Pembunuh yang Unik
Situasi-kondisi begini: Minggu, 1 Juni 2025, sekitar pukul 04.30 WIB. Anak laki-laki bungsu Wadison, MF, 7 tahun, menangis menggedor rumah tetangga, berteriak minta tolong. Tetangganya, Jansen Pasaribu, 56, bersama MF, memasuki rumah itu. Lewat pintu belakang. Sebab, pintu depan tergembok.
Engsel pintu belakang itu rusak. Jansen mendapati seonggok karung di depan kamar mandi. ”Itu bapak saya,” teriak MF ke Jansen. Segera, Jansen membuka karung itu. Cara bukanya gampang. Karung tinggal ditarik ke atas. Tampaklah Wadison tergeletak di lantai. Wajahnya bonyok. Ia menunjuk ke arah kamar. Segera, Jansen menuju kamar.
Jansen melewati barang-barang yang terserak di lantai. Berantakan. Seperti baru saja terjadi obrak-abrik.
BACA JUGA:Cemburu Pria Pengamen di Sidoarjo Berujung Pembunuhan
BACA JUGA:Mayat Korban Pembunuhan di Air
Di kamar, Jansen melihat Petry telungkup di ranjang. Kedua tangan terikat ke belakang. Tali pengikat dilepasnya. Namun, Petry tak bergerak. Di saat bersamaan, para tetangga lain masuk rumah itu. Seketika Jansen mengingatkan warga, jangan sentuh tubuh Petry, biarkan polisi memeriksa. Lalu, warga menelepon polisi.
Tim polisi mengolah TKP. Polisi menyimpulkan, itu perampokan. Berdasar analisis polisi, perampok diduga lebih dari satu orang.
Tapi, sesuatu tak terduga. Seorang polisi ngobrol dengan bocah MF, sambil merangkulnya. Sebab, anak itu masih menangis. Pasti ia terkejut berat. Sangat sedih.
BACA JUGA:Korban Pembunuhan Dibuang ke Septic Tank
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: