Ducati GP25 Kalah dari GP24, Fabio Di Giannantonio Tiru Cakram Ala Bagnaia

Fabio Di Giannantonio (49), saat melakoni sesi pertama tes resmi tengah musim di sirkuit Aragon, pada hari Senin 9 Juni 2025--
HARIAN DISWAY - Fabio Di Giannantonio mulai mempertanyakan performanya di tengah dominasi rekan setimnya, Franco Morbidelli, usai GP Aragon.
Meski menunggangi Ducati GP25 terbaru, Diggia justru kalah bersaing dari Morbidelli yang hanya memakai GP24, membuatnya berpikir untuk mencoba solusi teknis serupa Pecco Bagnaia—yakni penggunaan cakram rem berdiameter 355 mm dalam tes resmi tengah musim di Aragon, Senin 9 Juni 2025.
Usai seri MotoGP Aragon akhir pekan lalu, Fabio Di Giannantonio masih merenungi performanya yang belum bisa meledak, terutama jika dibandingkan dengan rekan setimnya di Ducati VR46 Racing, Franco Morbidelli.
Meski hanya mengandalkan Ducati GP24 versi upgrade, Morbidelli justru mampu start dari front row.
Sementara itu, Di Giannantonio yang menggunakan motor terbaru Ducati GP25 harus berjuang melewati Q1 dan akhirnya hanya mengamankan posisi start ke-10 untuk Sprint Race dan Race Day.
BACA JUGA:MotoGP Aragon 2025: Marc Marquez Juara Sprint Race Ketujuh Musim Ini, Menjauh dari Alex
Pada Sprint Race Sabtu, 7 Juni 2025, Morbidelli finis ke-4, sedangkan Diggia berada di posisi ke-6.
Di Race Day pada Minggu, 8 juni 2024, Morbidelli kembali menunjukkan konsistensinya dengan finis ke-5, sementara Di Giannantonio harus puas finis ke-9.
Namun berkat hasil buruk Johann Zarco (Honda LCR) yang gagal mencetak poin dua kali di Aragon, Diggia berhasil merebut kembali posisi ke-5 klasemen sementara dan kini hanya tertinggal 16 poin dari Morbidelli.
Setelah balapan, Diggia mengungkapkan keluhannya. “Semuanya terasa rumit. Saya melakukan start yang sangat baik, sempat berada di posisi ke-8, dan berpikir ini bisa jadi balapan yang bagus," ujarnya.
"Tapi balapan langsung berubah jadi soal bertahan hidup. Feel pada roda depan jauh lebih buruk dibanding saat Sprint Race. Saya tak bisa menyerang, dan ketika diserang, saya tak bisa melawan,” lanjut Diggia.
Masalah utama Diggia terlihat dari bagaimana ia tak mampu mempertahankan posisi melawan Joan Mir (Honda HRC), meski secara teknis GP25 jauh lebih unggul dari RC213V.
Menurut data lintasan, Ducati GP25 adalah motor tercepat di Aragon, tapi Alex Marquez dengan Ducati GP24 justru membuktikan bahwa top speed bukan segalanya.
BACA JUGA:Dominasi Total! Marc Marquez Menang Telak di MotoGP Aragon 2025
BACA JUGA:Pecco Bagnaia Bersinar di GP Aragon: Dari Sprint Race Terburuk ke Podium
Alex mampu meraih beberapa podium dengan motor yang memiliki top speed terendah musim ini. Begitu pula Pecco Bagnaia yang menghadapi masalah serupa dengan Diggia.
Namun, teknisi Bagnaia cerdik melakukan perubahan sistem pengereman pada GP25 miliknya, yang membuat performa juara dunia dua kali itu meningkat drastis dan berhasil finis ke-3.
“Saya juga akan mencoba spesifikasi rem seperti milik Pecco. Dia memakai cakram berdiameter 355 mm. Saya penggemar cakram besar dan tidak terkejut jika itu bagian dari solusinya. Saya ingin mencobanya dalam tes hari Senin. Tapi kita juga harus tahu bahwa sistem pengereman itu kompleks—perubahan kecil saja bisa mempengaruhi banyak hal lain di motor,” jelas Diggia.
Sebagai pembanding, Marc dan Alex Marquez menggunakan cakram standar berdiameter 340 mm. Namun keduanya sukses meraih podium 1 dan 2 di Aragon.
Sementara dari tiga pembalap Ducati GP25, seperti Marc, Bagnaia dan Diggia, tapi hanya Marc Marquez yang tidak mengeluhkan masalah pada front-end motornya.
Adapun dari kubu Ducati GP24, hanya Alex Marquez yang tampil konsisten di depan, sementara Franco Morbidelli dan Fermin Aldeguer kini mulai menjadi ancaman serius bagi para pembalap Ducati lainnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: