Pendidikan Gratis vs Pendidikan Bermutu

Pendidikan Gratis vs Pendidikan Bermutu

Pendidikan gratis perlu disertai sistem pembiayaan yang adil agar akses dan mutu bisa berjalan beriringan menuju Indonesia Emas 2045.--Getty Images

BACA JUGA: Pendidikan Indonesia dalam Krisis: Kenapa Bantuan Sosial Tak Lagi Cukup?

Dengan model ini, lembaga pendidikan dapat mempertahankan kualitasnya tanpa terlalu bergantung pada satu sumber pendanaan, untuk memastikan keberlanjutan mutu pendidikan.

Hampir senada dengan itu, Rickard (2018) dalam "Financing Quality Education: The Necessity of Cost-Sharing" di World Bank Policy Research Working Paper menyoroti bahwa skema pembiayaan pendidikan yang melibatkan biaya dari masyarakat, lebih dikenal sebagai cost-sharing, penting untuk menjaga mutu pendidikan secara berkelanjutan.

Adanya biaya yang dibayar oleh masyarakat, cenderung membuat mereka lebih berkomitmen dan termotivasi mengikuti proses belajar, yang berdampak positif pada mutu pendidikan.

BACA JUGA: Pergulatan Integritas di Dunia Pendidikan

Skema cost-sharing juga membantu memastikan bahwa sumber daya yang ada digunakan secara efisien, dan mencegah pemborosan yang mungkin terjadi jika pendidikan sepenuhnya digratiskan.

Tantangan Mutu Pendidikan

Dalam Education at a Glance 2019, OECD menyoroti tantangan global dalam menyediakan pendidikan berkualitas yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu fokus utama laporan ini adalah pentingnya menyeimbangkan antara biaya penyelenggaraan pendidikan dan aksesibilitasnya.

OECD menekankan bahwa meskipun pendidikan bermutu sering memerlukan investasi yang tinggi, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu menerapkan model pembiayaan yang efisien agar tidak membebani peserta didik, terutama di negara-negara dengan tingkat ketimpangan sosial yang tinggi.

BACA JUGA: Dilema Moral dalam Pendidikan dan Politik

Laporan ini juga memaparkan berbagai praktik baik dari negara anggota OECD dalam menerapkan kebijakan pembiayaan pendidikan yang berkelanjutan dan inklusif.

Tantangannya adalah memastikan bahwa keterbukaan akses tersebut tidak mengorbankan mutu. Laporan UNESCO (2015) menunjukkan bahwa meskipun kebijakan pendidikan gratis di sejumlah negara berkembang berhasil meningkatkan partisipasi sekolah, mutu pembelajaran tetap rendah jika tidak disertai dengan investasi dalam aspek-aspek kualitas.


Pendidikan gratis harus disertai investasi pada kualitas agar tidak hanya meningkatkan partisipasi, tetapi juga hasil belajar siswa.--rattanakun

Mutu pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sistem belajar mengajar, kualitas guru, kurikulum yang relevan, sarana prasarana yang memadai, serta lingkungan belajar yang mendukung.

BACA JUGA: Pendidikan, Pemimpin, dan Kemajuan Bangsa

Oleh karena itu, pendidikan gratis harus mempertimbangkan semua faktor ini agar dapat benar-benar meningkatkan kualitas pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: