Rusia Wanti-Wanti AS Agar Tidak Terlibat dalam Konflik Israel-Iran

Presiden AS Donald Trump akan mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 19 Mei 2025 sebagai bagian dari upaya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.--Gavriil GRIGOROV, Drew ANGERER / AFP
“Apakah mereka pikir gelombang (radiasi) ini tidak akan sampai ke tempat mereka? Biarkan mereka baca lagi apa yang terjadi di Fukushima,” tegasnya.
Sementara itu, Israel berdalih bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dimaksudkan untuk mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.
Iran sendiri membantah tudingan tersebut dan menyatakan program nuklirnya untuk tujuan damai.
BACA JUGA:Serangan Iran Tewaskan Setidaknya 8 Warga Israel, Ratusan Orang Lainnya Terluka
Moskow sejauh ini telah menawarkan diri sebagai mediator dalam konflik, namun tawaran tersebut belum mendapatkan tanggapan serius dari pihak-pihak yang bertikai.
Dalam perjanjian kemitraan strategis selama 20 tahun yang ditandatangani Januari lalu antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Rusia memang tidak berkewajiban memberikan bantuan militer langsung, meskipun kedua negara memiliki hubungan militer yang erat.
Rusia juga menyebutkan bahwa mereka pernah menawarkan kerja sama dalam sistem pertahanan udara kepada Iran, namun tawaran tersebut tidak mendapat respons dari Teheran.
“Kami sempat mengusulkan kerja sama di bidang sistem pertahanan udara, tapi mitra kami tidak terlalu tertarik saat itu,” ungkap Sergei Ryabkov.
BACA JUGA:Trump Sebut Putin 'Gila' Setelah Rusia Luncurkan Serangan 298 Drone ke Ukraina, 13 Orang Tewas
Dalam percakapan telepon akhir pekan lalu dengan Presiden AS Donald Trump, Presiden Putin kembali menawarkan peran mediasi.
Meski Trump awalnya terbuka terhadap gagasan tersebut, ia kemudian mendesak Iran untuk menyerah tanpa syarat.
Seorang sumber yang mengetahui dinamika internal Gedung Putih menyebutkan bahwa tim Trump kini tengah mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk kemungkinan bergabung dengan Israel dalam melakukan serangan langsung terhadap fasilitas nuklir Iran.(*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: