Eksotika Bromo 2025, Ruwat Rawat Segoro Gunung Ingatkan Pentingnya Merawat Lingkungan

Musik daul Madura meramaikan Eksotika Bromo 2025. Mereka tampil pada hari pertama dan kedua, 21-22 Juni 2025.-Wahyu Suhendra-
Ajang itu dihadiri ratusan peserta dari dalam dan luar negeri. Anda sudah tahu, Eksotika Bromo telah masuk dalam kalender Kharisma Event Nasional (KEN).
Yakni program unggulan Kemenparekraf. Tujuannya adalah mengangkat daya saing pariwisata daerah melalui kegiatan budaya.
BACA JUGA:Eksotika Bromo 2025 Hari Pertama, Tari Bungo Serangkai Kisahkan Tradisi Pengambilan Madu di Jambi.
Heri Lentho, pembina yayasan JatiSwara sebagai penyelenggara, menyebut bahwa ajang itu memasuki gelaran kedelapan.
"Dalam kesempatan ini, kami menyerukan pula agar semua pihak peduli lingkungan. Setiap pengunjung yang hadir wajib membawa satu bibit pohon," ujarnya.
Bibit pohon yang terkumpul akan ditanam dalam lahan konservasi di Lereng Bromo, menggandeng Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
BACA JUGA:Eksotika Bromo 2025 Resmi Dibuka, Olivia Zalianty Bacakan Puisi Kidung Tengger
Olivia Zalianty menutup gelaran Eksotika Bromo dengan membaca puisi Kidung Tengger, 22 Juni 2025.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
Salah seorang pengunjung yang hadir adalah dari rombongan Petra Christian University (PCU). Melina Puspasari, humas PCU, menyebut bahwa kehadiran mereka adalah untuk menyaksikan gelaran budaya.
"Termasuk budaya lokal dari berbagai daerah. Selain itu, kami menikmati pemandangan alam Gunung Bromo yang indah," ungkapnya.
Eksotika Bromo 2025 diakhiri dengan pementasan Ruwat Rawat Segoro Gunung. Olivia Zalianty kembali membacakan puisi Kidung Tengger. Diiringi dengan musik DJ dengan paduan unsur upacara entas-entas, tradisi khas masyarakat Tengger.
Itu dapat dilihat dari perlengkapan pementasan: hongkek dan kain putih. Hongkek merupakan sarana sesaji berisi hasil bumi. Itu biasa dilarung di kawah Bromo pada ritus Yadnya Kasada.
Dalam Kidung Tengger, Olivia membaca sajak tentang kehidupan masyarakat Tengger dan Bromo. Juga pentingnya merawat lingkungan:
Bahwa hidup bukan sekadar menerima, tetapi memberi sebanyak-banyaknya. Seperti matahari, seperti bumi, seperti Bromo, yang memberi tanpa meminta kembali. Hong Ulun Basuki Langgeng, salam sujud kepada Yang Maha Menyatu... (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway