Iran Buka Kembali Wilayah Udara di Bagian Timur Setelah Gencatan Senjata dengan Israel

Iran Buka Kembali Wilayah Udara di Bagian Timur Setelah Gencatan Senjata dengan Israel

Halaman di situs web Flightradar24, yang diambil di Nicosia pada awal 26 Oktober 2024, yang menampilkan penerbangan komersial di sekitar wilayah udara Iran.-AFP News-

HARIAN DISWAY - Pemerintah Iran membuka kembali wilayah udara di bagian timur negara itu setelah terjadinya gencatan senjata dengan Israel pada Rabu malam, 25 Juni 2025.

Gencatan senjata ini mengakhiri pertempuran yang berlangsung selama 12 hari.

Sebelumnya, sejak 13 Juni, Iran menutup langit di wilayah tersebut karena Israel melakukan serangan bom besar-besaran. Iran pun sempat membalas dengan meluncurkan rudal ke wilayah Israel.

Dilansir dari AFP, Juru bicara Kementerian Perhubungan Iran, Majid Akhavan, mengatakan bahwa kini pesawat domestik dan internasional sudah diizinkan kembali terbang ke dan dari bandara yang berada di wilayah timur Iran. 

BACA JUGA:Gencatan Senjata Iran-Israel Kontras dengan Darah di Gaza

"Wilayah udara di bagian timur negara telah dibuka kembali untuk penerbangan internasional dan domestik, namun terbatas hanya untuk bandara-bandara di kawasan tersebut," ujar Akhavan, dikutip dari kantor berita resmi IRNA.

Beberapa bandara yang sudah dibuka kembali antara lain Bandara Mashhad, Chabahar, Zahedan, dan Jask. Bandara Mashhad sebelumnya sempat menjadi sasaran serangan dalam konflik.

Namun, untuk wilayah udara lainnya di Iran, termasuk ibu kota Teheran, penerbangan masih belum diizinkan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.

BACA JUGA:Situs Nuklirnya Dibom AS, Iran Akan Hentikan Kerjasama dengan Badan Nuklir PBB, Ini Alasannya

Konflik dimulai pada 13 Juni 2025 ketika Israel melancarkan serangan ke beberapa fasilitas militer dan nuklir Iran, yang kemudian dibalas oleh Iran dengan tembakan rudal ke wilayah Israel.

Serangan demi serangan terjadi selama hampir dua minggu dan menyebabkan korban jiwa, dan kehancuran infrastruktur. 

Presiden AS Donald Trump kemudian turun tangan dengan melakukan diplomasi tingkat tinggi serta mengerahkan kekuatan militer Amerika untuk melumpuhkan fasilitas nuklir Iran. 

Setelah tekanan militer dan negosiasi intens, Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata total pada 24 Juni 2025.

Meski demikian, masih ada saling tuduh pelanggaran gencatan senjata dari kedua belah pihak sesaat sebelum kesepakatan berlaku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: afp news agency