Ipda Purnomo, Terus Belajar Baik Bersama ODGJ (2): Jujugan Orang dengan Segala Keluhan

Ipda Purnomo bersama Siti Kholilah dan dua anaknya yang datang meminta bantuan modal.-Thoriq Karim-
Pasien yang masih suka mengamuk atau belum stabil, ditempatkan di ruangan tertutup berukuran sekitar 40 meter persegi. Bangunannya setengah tembok, dengan jeruji dari bilah kayu di bagian atas.
Sedangkan mereka yang sudah berangsur sembuh, ditempatkan di ruang besar tanpa sekat. Di pojok ruangan terdapat tumpukan kasur busa.
“Sengaja kami buat terbuka. Dengan begitu, pengawasan lebih mudah,” jelas Purnomo.
Aturan serupa juga diterapkan untuk pasien perempuan, yang tempat rehabilitasinya berada di rumah pribadi Purnomo. Meski rumah pribadi, tidak digunakan untuk kepentingan pribadi. Bahkan dapurnya dijadikan gudang beras untuk kebutuhan pondok.
Pasien yang dinyatakan sembuh diperbolehkan keluar ruangan dan membantu kegiatan pondok. Termasuk lima pemuda gundul yang tampak merapikan taman di batas tanah pondok.
Kelimanya sudah seperti karyawan tetap. Mereka mendapat upah setiap kali membantu. Setelah menyelesaikan tugas mencabuti rumput, mereka menghampiri Purnomo di warung kopi.
“Tadi lima orang, ya. Sepuluh ribuan buat jajan, mau?” tanya Purnomo.
Salah satu dari mereka menjawab, “Dua puluh ribu per orang, Pak Pur.”
Tanpa banyak tawar, Purnomo mengeluarkan selembar uang Rp 100 ribu dan menyerahkannya.
(Bersambung)
Donasi Tiada Henti dari Orang Baik Hati, baca besok...
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: