Kecelakaan Kapal di Selat Bali, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Semua Moda Transportasi

Mendung tebal di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, BMKG mengimbau kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem di semua moda transportasi. Menyusul insiden kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya -Kemenhub-
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, cuaca ekstrem saat ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk lemahnya Monsun Australia serta aktivitas gelombang ekuator seperti Rossby dan Kelvin.
Kondisi tersebut menyebabkan kelembapan tinggi dan pembentukan awan hujan di wilayah-wilayah yang secara normal sudah memasuki musim kemarau.
Kondisi laut yang turut dipengaruhi oleh sirkulasi siklonik di Samudra Hindia dan Pasifik juga meningkatkan risiko gelombang tinggi di sejumlah perairan, termasuk Selat Bali.
BACA JUGA:Kapal Ferry Ketapang-Gilimanuk Tenggelam di Selat Bali, Puluhan Penumpang Masih dalam Pencarian
"Ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak, khususnya operator pelayaran, untuk mengutamakan keselamatan dan mematuhi informasi cuaca dari BMKG," ujar Guswanto.
Dwikorita menegaskan bahwa seluruh pelaku transportasi laut harus menjadikan informasi meteorologi sebagai bagian dari prosedur standar operasional.
Dia mengimbau masyarakat untuk tidak mengabaikan informasi cuaca, terutama di masa liburan sekolah seperti saat ini.
BACA JUGA:Kapal Cepat Banyuwangi-Denpasar Beroperasi Juli 2025, Waktu Tempuh Cuma 3 Jam!
"Cuaca saat ini tidak bisa hanya diprediksi berdasarkan intuisi. Semua pihak harus berbasis data. Informasi lengkap tersedia melalui aplikasi infoBMKG, situs resmi www.bmkg.go.id, dan media sosial @infoBMKG," pungkasnya.
Upaya evakuasi penumpang kapal masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa atau luka-luka dari insiden tersebut.(*)
*) Mahasiswa magang dari Universitas Airlangga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: