ARTSUBS 2025, Merayakan Material Ways di Tengah Ledakan Konsumsi dan Teknologi

Suasana ARTSUBS 2024. Tahun ini, ARTSUBS mengusung tema Material Ways, berlangsung pada 2 Agustus hingga 7 September 2025.-ARTSUBS-
ARTSUBS 2025 menjadi bukti bahwa seni rupa kontemporer tidak lagi dibatasi oleh estetika tradisional. Ia merembes ke ruang sehari-hari, memasuki dunia virtual, dan menciptakan bentukan baru yang dapat “mengganggu” realitas.
Sikap itu relevan dengan konteks Surabaya sebagai kota industri dan konsumsi. Di tengah percepatan ekonomi dan limpahan produk juga limbah, seni rupa muncul sebagai ruang refleksi dan kritik terhadap superkonsumerisme.
BACA JUGA:ARTSUBS dan Pable Indonesia Gelar Workshop Kerajinan Tas Makrame dari Tali Daur Ulang
ARTSUBS 2025 memperlihatkan bagaimana praktik seni dapat menjadi cermin atas problem zaman: kelebihan produksi, digitalisasi, dan kehampaan materi.
ARTSUBS 2024 digelar di Pos Bloc, Surabaya. Tahun ini, ajang tersebut akan berlangsung di Balai Pemuda Surabaya, 2 Agustus hingga 7 September 2025.-ARTSUBS-
Namun, di tengah dunia yang serba digital dan otomatis, muncul juga kerinduan akan sentuhan manusia. Beberapa karya tetap menekankan kerajinan tangan, keintiman material, dan ketidaksempurnaan.
Itu menjadi bagian penting sebagai penanda keaslian dan empati, sesuatu yang tidak bisa digantikan oleh mesin.
BACA JUGA:ARTSUBS Gelar Workshop Seni Keramik, Ajak Peserta Nikmati Proses Berkesenian Tanah Liat
ARTSUBS 2025 sekaligus sebagai perayaan keberagaman bahasa visual. Ajang itu mengguncang batas antara “seni tinggi” dan “seni rendah”, antara lukisan dan instalasi, antara realitas dan virtualitas.
Di tengah semua itu, seni lukis tidak punah. Tapi justru menemukan napas baru. Napas yang menyerap gaya, narasi, dan perasaan yang lahir dari zaman yang serba cepat ini.
Melalui Material Ways, ARTSUBS 2025 mengingatkan kita bahwa seni adalah ruang berpikir, tempat bernafas, dan medan eksperimentasi yang selalu berubah.
BACA JUGA:Diskusi ARTSUBS Kuak Jalan Terjal Tak Terarsip Seni Rupa Kontemporer Jawa Timur
Dalam dunia dengan nuansa produksi dan reproduksi, seni rupa menjadi penanda bahwa manusia masih mampu menciptakan sesuatu yang bermakna. Dengan tangan. Dengan ide. Dan dengan hati. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: