Gertakan Tarik-Ulur Donald Trump pada Asia: Tarif Naik, Tapi Masih Bisa Dinegosiasikan

PENGUMUMAN DEADLINE TARIF oleh Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, 7 Juli 2025.-ANDREW HARNIK-GETTY IMAGES VIA AFP-
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengorbankan perang dagangnya dengan menggertak lebih dari selusin negara. Mayoritas di Asia. Trump mengancam dengan tarif impor yang lebih tinggi. Namun, seperti dalam banyak manuver dagang Trump sebelumnya, gertakan itu tak sepenuhnya kaku. Ada ruang negosiasi. Dan tampaknya memang disengaja untuk memberi efek kejut sambil tetap membuka pintu kompromi.
DALAM surat-surat yang dikirim pada Senin, 7 Juli 2025, Trump menyampaikan bahwa tarif impor yang sebelumnya ditunda pada April akan diberlakukan kembali mulai 1 Agustus 2025. Dan nilainya akan lebih tinggi.
Jepang dan Korea Selatan disebut secara spesifik akan dikenai tarif sebesar 25 persen. Negara-negara lain seperti Indonesia, Bangladesh, Thailand, Afrika Selatan, dan Malaysia menerima tarif mulai dari 25 hingga 40 persen.
Namun, hanya beberapa jam setelah ultimatum itu diumumkan, Trump mulai melunakkan sikapnya. Saat ditanya oleh wartawan dalam jamuan makan malam bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump mengatakan tenggat waktu itu luwes. Tegas, tapi tidak seratus persen tegas.
BACA JUGA:Trump Tetap Kenakan Tarif 32 Persen untuk Produk Ekspor Indonesia Mulai 1 Agustus 2025
BACA JUGA:Anggota BRICS Sedang Asyik KTT, Donald Trump Tiba-Tiba Keluarkan Ancaman 10 Persen Tarif
Ketika ditanya apakah surat itu merupakan tawaran final, Trump menjawab, "Saya harus bilang keputusan itu final. Tapi jika mereka menelepon dengan tawaran berbeda, dan saya menyukainya, maka kita akan lakukan penyesuaian."
Sikap itu menciptakan ketidakpastian baru di tengah ekonomi global yang sudah bergejolak karena kebijakan dagang AS. Kalimat Trump yang ambigu—antara ancaman dan ajakan tawar-menawar—menjadi ciri khas gaya diplomasi ekonominya yang sulit ditebak.
Jepang dan Korea Selatan menjadi sasaran utama dalam putaran baru tarif tersebut. Dalam surat yang hampir identik, Trump menulis bahwa hubungan dagang kedua negara dengan AS “sayangnya, jauh dari timbal balik.” Artinya, Trump menuding bahwa negara-negara itu mendapatkan untung banyak dari hubungan dagang mereka dengan AS. Sedangkan AS tak mendapatkan keuntungan apa pun.
Trump juga memperingatkan bahwa akan ada eskalasi lebih lanjut jika mereka membalas tarif tersebut.
KAPAL KARGO memasuki terminal Pelabuhan Tokyo, 8 Juli 2025. Aktivitas perdagangan Jepang terusik tarif baru Trump.-KAZUHIRO NOGI-AFP-
Menanggapi hal itu, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba langsung menyesalkan langkah Trunp tersebut. Respons tersebut dimuat media-media lokal di Jepang.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan Wi Sung-lac bertemu dengan mitranya dari AS, Marco Rubio, di Washington. Wi berharap akan ada pertemuan bilateral yang bisa segera terlaksana. Sehingga, kedua negara bisa mencapai hal yang saling menguntungkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: