Setahun Sosialisasi, 22 Bangunan Liar di Ketintang Permai Surabaya Akhirnya Dibongkar

Satpol PP membongkar 22 bangunan liar di Jalan Ketintang Permai Surabaya yang mayoritas dijadikan rumah makan.-Satpol PP Surabaya-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sudah lebih dari setahun Satpol PP SURABAYA melakukan sosialiasi kepada pemilik bangunan liar (bangli) di Jalan Ketintang Permai, Kecamatan Jambangan, SURABAYA. Artinya, proses penertiban tidak dilakukan secara mendadak.
Namun, perintah pemkot agar bangli tersebut dibongkar tak kunjung dilakukan oleh pemiliknya. Akhirnya, Korps Penegak Perda di Surabaya itu bersama BPKAD Surabaya membongkar paksa puluhan bangli di jalan tersebut. Sedikitnya, terdapat 22 bangli di sepanjang Jalan Ketintang Permai yang dirobohkan pada Rabu, 9 Juli 2025 itu.
Tentu saja, langkah itu dilakukan untuk mengamankan aset milik Pemerintah Kota Surabaya. Sekaligus mengembalikan fungsi fasilitas umum (fasum) yang selama ini terganggu akibat pendirian bangunan ilegal.
Camat Jambangan Ahmad Yardo Wifaqo menjelaskan, penertiban tersebut bukan langkah mendadak. Sebelumnya, pihak kecamatan, kelurahan, dan perangkat wilayah lainnya sudah melakukan sosialisasi intensif selama setahun tahun lebih kepada para pemilik usaha yang berada di lokasi tersebut.
“Kami sudah sampaikan bahwa area ini adalah aset Pemkot yang harus dikembalikan sesuai fungsinya,” kata Yardo, Kamis, 10 Juli 2025.
BACA JUGA:Atasi Kemacetan Tambak Mayor Surabaya, Satpol PP Bongkar Belasan Bangunan Liar
BACA JUGA:Kembalikan Fungsi Bozem Makam Putat, Satpol PP Surabaya Bongkar 3 Bangunan Liar
Menurutnya, banyak dari pemilik bangunan masih menggunakan tanah milik pemerintah kota secara tidak sah. Padahal, kawasan itu seharusnya digunakan sebagai saluran air atau bozem. Tujuannya, agar tidak terjadi banjir di kala musim hujan tiba.
“Dengan dibersihkan, aliran air bisa kembali terbagi. Tidak hanya mengarah ke pintu air Sungai Afur, tapi juga masuk ke dalam bozem. Ini akan bantu mencegah banjir di sini,” imbuhnya.
Dalam pelaksanaannya, petugas tidak langsung merobohkan semua bangunan. Mereka memberikan waktu bagi warga untuk membongkar sendiri. Atau, pilihan lainnya memindahkan barang-barang mereka yang masih bisa dimanfaatkan.
“Ada beberapa stand yang membersihkan sendiri. Kami bantu angkut kalau mereka minta bantuan,” ujar Yardo.
Ia menargetkan proses pembersihan total selesai dalam tiga hari ke depan. “Kemarin kita mulai. Kalau ada yang butuh waktu sedikit lebih lama, ya maksimal tiga hari ke depan. Tapi kami dorong agar cepat selesai,” katanya.
BACA JUGA:38 Ribu Warga Surabaya Cari Kerja Lewat Aplikasi Assik, Target Pengangguran Turun 0,4 Persen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: