Menag: Kezaliman Zionis Harus Dilawan Bersama, Satukan Seluruh Bangsa

Menag: Kezaliman Zionis Harus Dilawan Bersama, Satukan Seluruh Bangsa

Menag Nasaruddin Umar menerima kunjungan Duta Besar Iran. Kamis 10 Juli 2025-kemenag.go.id-

HARIAN DISWAY — Perjuangan membela Palestina bukan hanya tugas umat Islam. Melainkan, menjadi tanggung jawab seluruh umat manusia tanpa terkecuali.

 

Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima kunjungan Duta Besar Iran Mohammad Boroujerdi di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat, 11 Juli 2025.

 

Menurutnya, kezaliman zionis harus dilawan bersama. Tanpa memandang latar belakang agama atau identitas bangsa.

 

BACA JUGA:Profil Zohran Mamdani, Calon Wali Kota Muslim Pertama New York yang Pro Palestina

 

"Bukan hanya menyatukan umat Islam, tetapi kita juga harus menyatukan bangsa-bangsa lain untuk melawan zionis,” ujarnya.

 

Sebab, kata Nasaruddin, umat Islam memiliki ikatan batin yang kuat. Sehingga akan bersatu dengan sendirinya apabila saudaranya mengalami ancaman dari luar.

 

BACA JUGA:Media Israel Haaretz Ungkap Jumlah Kematian Warga Palestina Capai 100 Ribu Jiwa

 

Maka solidaritas global tetap harus dibangun secara sadar. Umat manusia perlu disatukan tanpa membedakan agamanya.

 

Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya perhatian dunia. Terutama terhadap krisis kemanusiaan yang terus memburuk di wilayah Palestina.

 

BACA JUGA:Solidaritas dengan Palestina, Milisi Houthi Ikut Serang Israel

 

Menurut Nasaruddin, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar memiliki peran strategis. Yakni untuk memikul tanggung jawab moral untuk menjadi suara perdamaian dunia.

 

Tentu, posisi Indonesia tidak hanya penting secara geopolitik. Tapi, juga sangat kuat secara simbolik di mata dunia internasional.

 

Indonesia juga harus mampu menjadi motor penggerak solidaritas lintas agama dan budaya. Khususnya dalam menentang segala bentuk kezaliman yang dilakukan atas nama kekuasaan.

 

Baginya, penderitaan rakyat Palestina tidak hanya menyentuh perasaan umat Islam. Tetapi juga mengetuk hati nurani umat manusia di seluruh belahan dunia.

 

BACA JUGA:Spirit Haji untuk Pembebasan Palestina

 

Apa yang dialami rakyat Palestina sudah menjadi isu universal. Masalah itu menuntut aksi kolektif berdasarkan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.

 

Oleh karenanya, melawan penindasan zionis bukanlah agenda kesekretariatan. Namun, merupakan panggilan kemanusiaan.

 

BACA JUGA:Jamuan Unhan, Prabowo Undang Mahasiswa Palestina Nyanyikan Lagu Kebangsaan Mereka

 

Ia menambahkan bahwa hal yang lebih penting dari sekadar menyatukan umat adalah menggerakkan empati dunia. Karena perjuangan itu menyangkut keadilan, bukan hanya soal agama semata.

 

Yang lebih besar adalah bagaimana kita mengajak seluruh dunia peduli. Karena ini soal keadilan, bukan sekadar agama.

 

Sejak awal, Indonesia selalu konsisten dalam menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Bahkan dalam berbagai forum internasional, posisi Indonesia tetap tegas dan berpihak kepada nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

 

BACA JUGA:PBNU Dukung Langkah Prabowo Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel, Asal Palestina Merdeka

 

Sikap itu tidak hanya bersifat simbolis di panggung diplomasi. Tetapi juga diwujudkan dalam berbagai bentuk bantuan, pernyataan resmi, dan aksi solidaritas lintas sektor.

 

Komitmen tersebut kembali ditegaskan melalui pernyataan Menteri Agama. Ia menyerukan agar seluruh bangsa bergandengan tangan dalam menghadapi krisis kemanusiaan yang terus memburuk.

 

Dunia harus menghentikan kekerasan dan penindasan terhadap rakyat sipil yang tak bersalah. Sekaligus menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab dalam setiap tindakannya.

*) Mahasiswa magang Prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kemenag.go.id