Tragedi di Balik Ganasnya Razia Imigrasi di Amerika Serikat: Ketakutan, Petani pun Meninggal

Tragedi di Balik Ganasnya Razia Imigrasi di Amerika Serikat: Ketakutan, Petani pun Meninggal

APARAT IMIGRASI AS meringkus seorang pekerja di Glass House Farms, Camarillo, California, 10 Juli 2025. Mereka menangkap sekitar 100 pekerja.-Blake Fagan-AFP-

“Ia dikejar oleh agen ICE. Kami diberi tahu, ia jatuh dari ketinggian 30 kaki (9 meter, Red),” tulis salah satu anggota keluarga Jaime. Katanya, cedera yang dialami Jaime tampak begitu parah. “Catastrophic.” Kata itu tentu mencerminkan horor yang mereka saksikan.

Namun, pernyataan itu segera dibantah oleh Tricia McLaughlin, juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS). Dia menjelaskan dengan tegas bahwa Jaime tidak sedang dikejar oleh penegak hukum.

Menurut versi resmi, pria itu memanjat sendiri ke atap rumah kaca. Lalu terjatuh. Pihak Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) juga segera mengambil tindakan untuk menolongnya. Tim medis juga meluncur ke lokasi.

Narasi itu sangat berbeda. Menyisakan pertanyaan tentang kebenaran di balik tragedi tersebut.

BACA JUGA:Imigran Gelap dari Amerika Selatan Terkena Serangan Panas, 50 Tewas

BACA JUGA:Sekitar 500 Pekerja Migran Dideportasi dari Arab Saudi, Calo Imigran Terancam Sanksi Berat

DHS kemudian menambahkan, operasi penangkapan itu bukan hanya tentang penindakan. Sebab, mereka berhasil menangkap 200 imigran ilegal pada hari itu. Dan setidaknya, sepuluh anak-anak terhindar dari potensi eksploitasi, kerja paksa, dan perdagangan manusia. Bagi DHS, penggerebekan itu sejatinya adalah misi penyelamatan.

Namun, Glass House Brands, pemilik perkebunan, angkat suara. Mereka merilis pernyataan tegas: tidak pernah sekalipun mereka dengan sengaja melanggar aturan perekrutan atau mempekerjakan anak di bawah umur.

Sementara itu, di platform Truth Social miliknya, Trump menunjukkan kemarahannya pada demi. Ia mengaku menyaksikan rekaman pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan bata ke kendaraan ICE. Kendaraan itu terlihat rusak parah.

Tanpa ragu, Trump menegaskan bahwa ia memberikan kewenangan penuh kepada petugas penegak hukum. ’’ICE berhak melindungi dirinya sendiri, sama seperti mereka melindungi publik,” tuturnya. Pesan itu bukan hanya ancaman. Tapi juga semacam lampu hijau bagi penggunaan kekuatan yang lebih besar.


KERABAT PEKERJA MIGRAN berkumpul di depan Glass House Farms, Camarillo, California, 11 Juli 2025. Mereka menanyakan kabar sanak keluarga yang diringkus aparat.-PATRICK T. FALLON-AFP-

Pada Jumat, 11 Juli 2025, sehari setelah kekacauan, suasana di peternakan ganja di Camarillo, tempat Jaime terluka, mulai tenang. Reporter kantor berita Agence France-Presse mengunjungi lokasi tersebut. Ia melihat para pekerja mengantre dengan tertib untuk mengambil barang-barang pribadi dan gaji mereka.

Di antara pekerja itu ada Saul Munoz. Ia pria Kolombia. Usianya 43 tahun. Munoz dan putranya sempat tertangkap pada operasi Kamis itu. Wajahnya masih menunjukkan kelelahan dan kecemasan yang mendalam.

“Saya hanya ingin tahu bagaimana keadaannya,” kata Munoz. “Kembalikan anak saya. Jika kami memang harus pergi, kami akan pergi,’’ ucapnya.

Suaranya pelan, namun kata-katanya mengoyak hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: