Demo Mahasiswa dan Dokter Muda di Korea Selatan yang Akhirnya Bubar

Demo Mahasiswa dan Dokter Muda di Korea Selatan yang Akhirnya Bubar

SUARA HATI dokter muda tergambar lewat plakat dalam demonstrasi di Seoul, 3 Maret 2024. Menurut para dokter itu, nasib mereka sama daruratnya dengan pasien.-JUNG YEON-JE-AFP-

Hasilnya sebenarnya sangat disayangkan. Sudah 17 bulan aksi protes itu. Tapi, pemerintah ogah mendengarkan.

BACA JUGA:Unik! Begini Budaya Valentine di Korea Selatan

BACA JUGA:Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Ditahan, Diperlakukan Seperti Tahanan Lain

Dokter dan mahasiswa yang terlibat dalam aksi itu harus menanggung risiko sendiri. Menuurut Yonhap News Agency, ribuan mahasiswa harus mengulang tahun ajaran ini.

Kegagalan itu pun membuat para demonstran gentar. Kuliah bukan hal yang sepele. Mereka pun memilih realistis dalam memandang masalah ini. Bayangkan, pemerintah bergeming. Percuma jika sampai memboikot kuliah dan membolos. Rugi sendiri jadinya.

Demonstran pun perlahan-lahan mundur dari aksi protes. Kembali ke bangku kuliah. Harapannya pemerintah bisa mengambil tindakan untuk memperbaiki kalender akademik dan kondisi serta peraturan magang.

Sebagai perwakilan, Asosiasi Medis Korea menulis hal tersebut dalam pernyataan resmi pada Sabtu, 12 Juli 2025. “Kami akan menaruh kepercayaan pada pemerintah dan parlemen, dan berkomitmen untuk kembali ke sekolah guna membantu menormalkan pendidikan kedokteran dan sistem kesehatan.”


DOKTER SENIOR ikut berdemonstrasi di Seoul, 21 Februari 2024. Ia memprotes penambahan kuota mahasiswa kedokteran yang tidak diikuti perbaikan fasilitas medis dan perkuliahan.-JUNG YEON-JE-AFP-

Sehari setelah peryantaan itu dirilis, Minggu, 13 Juli 2025, perdana menteri Korea Selatan Kim Min-seok memberikan respons positif. Ia mengungkapkan kelegaannya melihat para mahasiswa kedokteran mulai kembali ke kampus.

Baginya, hal itu cukup positif. Sebuah kemajuan besar. Masa depan dunia media Korea Selatan sedikit lebih cerak ketimbang setahun belakangan.

Kim juga menambahkan di laman Facebook pribadinya, “Apa yang diinginkan oleh rakyat akan menjadi pertimbangan.”

Di saat bangku-bangku kuliah mulai terisi kembali oleh wajah-wajah yang pernah hilang, koridor rumah sakit justru masih terasa lengang. Meskipun tampaknya isu itu sudah mereda, dokter residen tetap berpegang teguh dengan aksi mogok kerja mereka. Janji manis Kim belum cukup untuk menggerakkan hati mereka.

BACA JUGA:Menelisik Polemik Politik Korea Selatan, Enam Pekan Penuh Drama

BACA JUGA:Presiden Yoon Suk Yeol Ditangkap, Politik Korea Selatan Geger

Bagi mereka, para dokter residen, aksi tersebut adalah benteng pertahanan terakhir. Bukan lagi sekadar soal penambahan kuota, melainkan pertaruhan tentang harga diri profesi dan masa depan sistem kesehatan yang mereka yakini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: