Peringati Dies Natalis ke-44, Unitomo Gelar Jalan Sehat dan Larung Eco Enzyme

Rektor Universitas dr Soetomo Prof Dr Siti Marwiyah SH MH membuka Dies Natalis ke-44 Unitomo, Minggu pagi, 20 Juli 2025. -Humas Unitomo untuk Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ada yang berbeda di halaman Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya pada Minggu pagi, 20 Juli 2025. Alih-alih hanya menggelar seremoni peringatan Dies Natalis ke-44, kampus yang berdiri sejak 1980 itu justru mengisi momentum dengan kegiatan berbasis lingkungan dan edukasi keluarga.
Pukul 06.00 WIB, ratusan peserta sudah memadati area kampus di Jalan Semolowaru. Mereka terdiri atas sivitas akademika, mitra komunitas, hingga masyarakat umum yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan jalan sehat dan larung eco enzyme.
Jalan sehat menyusuri rute di sekitar kampus. Tak sekadar berolahraga, para peserta juga membawa pesan: sehat diri, sehat lingkungan. Setelahnya, bersama Pusat Studi Pancasila, Konstitusi, Peradaban Indonesia, dan HAM (Puspakopiham) Unitomo, mereka melarungkan cairan eco enzyme ke sungai di depan kampus.
Larung itu bukan simbol kosong. Tapi ajakan konkret untuk lebih peduli pada ekosistem air yang selama ini jadi korban pencemaran limbah rumah tangga.
“Eco enzyme bukan sekadar cairan, tapi solusi alami,” ujar Minoto, Ketua Komunitas Eco Enzyme Nusantara Wilayah Jawa Timur yang turut hadir. “Kalau digunakan secara konsisten, ini bisa menyelamatkan sungai kita.”
BACA JUGA:Unitomo Latih 250 Guru PAUD Coding Dasar, Bekali Anak Hadapi Era Digital
BACA JUGA:Pemimpin Visioner: Siti Marwiyah Pertegas Komitmen Majukan Unitomo
Cairan eco enzyme yang dimaksud adalah hasil fermentasi limbah organik—kulit buah, sisa sayur—yang terbukti mampu menetralkan air dari berbagai bahan pencemar. Dalam jumlah cukup, ia bisa menjadi alternatif alami pemulih kualitas air.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya pun mendukung gerakan ini. Satiah, S.Sos, Ketua Tim Pengelolaan Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat DLH, menyebut keterlibatan kampus dalam isu lingkungan sebagai langkah positif.
“Perguruan tinggi seperti Unitomo bisa jadi motor kesadaran publik. Ketika mahasiswa, dosen, dan warga turun langsung, efeknya jauh lebih besar,” ucapnya.
Namun, tak hanya soal lingkungan. Dies Natalis ke-44 Unitomo juga dirancang sebagai ruang kolaborasi lintas generasi. Di sudut lain kampus, anak-anak dari berbagai PAUD dan TK tampak antusias mengikuti lomba mewarnai. Di tenda sebelahnya, orang tua mereka mengikuti kelas parenting.
Ada pula layanan tes kesehatan gratis untuk masyarakat umum. Pemeriksaan dilakukan oleh tim kesehatan Unitomo, sebagai bentuk pengabdian kampus kepada warga sekitar.
BACA JUGA:Unitomo Dukung Forum Rektor Indonesia (FRI) dan Kemensos Percepat Entaskan Kemiskinan Jatim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: